Sabtu 28 Oct 2017 20:02 WIB

Bursa New York Terus Kejar IPO Aramco

Rep: fuji pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Pejabat perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, tengah memeriksa sebuah pengeboran minyak di Arab Saudi.
Foto: AP
Pejabat perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, tengah memeriksa sebuah pengeboran minyak di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Bursa Efek New York (NYSE) terus mengejar kemungkinan menjadi tempat pencatatan saham perdana yang dilepas ke publik (IPO) oleh BUMN perminyakan Arab Saudi, Saudi Aramco. NYSE nampak belum menyerah meski Bursa Efek Arab Saudi juga memperjuangkan hal yang sama.

Beberapa waktu lalu, pejabat Aramco sempat menyebut bursa domestik dan internasional seperti bursa New York, London, Tokyo dan Hong Kong dipertimbangkan jadi tempat saham mereka melantai. Presiden NYSE Group Thomas Farley tegas menyatakan belum menyerah untuk kesempatan itu. Farley mengakui NYSE sudah bicara dengan otoritas Saudi, namun ia menolak menjelaskan lebih jauh.

CEO Bursa Efek Arab Saudi (Tadawul) Khalid al-Hussan mengatakan, pihaknya berusaha jadi tempat ekslusif pencatatan saham Aramco kelak. Untuk itu, Tadawul sendiri akan berusaha keras meyakinkan Aramco. ''Tadawul adalah bursa utama di regional, paling likuid di antara 25 bursa internasional dan paling besar di antara 10 emerging market,'' kata Al-Hussan.

Menurut analis senior SICO Bahrain Nitin Garg, pencatatan saham Aramco di Tadawul dimungkinkan. Tapi spekulasinya akan sangat besar karena dengan valuasi dua triliun dolar AS, IPO lima persen saham Aramco masih sangat terlalu besar bagi Tadawul. ''Pasar Saudi sedang kekurangan likuiditas untuk menyerap IPO sebesar itu,'' kata Garg.

IPO Aramco adalah bagian rencana jangka panjang Saudi mendiversifikasi ekonominya. Pemerintah Saudi berencana melepas lima persen saham Aramco senilai 100 miliar dolar AS di akhir 2018. Meski hanya lima persen, IPO Aramco akan jadi yang terbesar di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement