Jumat 27 Oct 2017 06:03 WIB

Bank Permata Cetak Laba Bersih Rp 708 Miliar

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
PermataBank
PermataBank

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Permata Tbk membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 708 miliar pada kuartal III 2017. Perolehan laba tersebut meningkat signifikan dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp 1,233 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Permata Bank, Ridha DM Wirakusumah, menyatakan pencapaian laba tersebut mencerminan peningkatan kualitas aset dibandingkan tahun lalu dan kedisiplinan dalam pengelolaan biaya.

"PermataBank terus menjaga profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan modal yang kuat dan neraca keuangan yang lebih sehat sebagaimana tercermin dalam kinerjanya di tiga kuartal berturut-turut ini. Strategi kami untuk meningkatkan kualitas aset dan penguatan manajemen risiko akan memposisikan pertumbuhan Bank ke depan," kata Ridha melalui siaran pers, Kamis (26/10).

Penyaluran kredit Bank Permata menjadi lebih rendah dibandingkan tahun lalu, yakni turun 17 persen (yoy), meskipun di Unit Usaha Syariah (UUS) tumbuh 16 persen (yoy). Hal itu sesuai dengan fokus pengeloaan kualitas aset dan penjualan NPL di semester pertama.

Meskipun tidak terjadi pertumbuhan kredit dibanding kuartal lalu, Bank Permata telah mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif pada kredit dan dana pihak ketiga di bulan terakhir kuartal ketiga 2017. Pertumbuhan kredit yang positif tersebut dikonstribusi oleh KPM, KPR, SME dan kredit korporat (wholesale banking).

Ridha menambahkan, PermataBank berupaya menjaga likuiditas yang sehat tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 83 persen dibandingkan dengan 86 persen pada periode yang sama tahun lalu. Bank Permata juga terus memperbaiki struktur pendanaannya.

Hal itu terlihat dari rasio dana murah (CASA) yang lebih tinggi yakni 50 persen dibandingkan dengan 43 persen tahun lalu. Kenaikan CASA didorong oleh pertumbuhan giro dan upaya mengurangi Deposito Berjangka yang mahal. "Tumbuhnya CASA akan terus menjadi prioritas untuk menjamin biaya dana yang murah dan berkelanjutan," imbuh Ridha.

Struktur permodalan Bank Permata tergolong kuat yang tercermin dari rasio Common Equity Tier 1 (CET-1) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) masing-masing sebesar 15,6 persen dan 18,8 persen. Angka jauh lebih tinggi dari ketentuan yang berlaku minimal CAR sebesar 14 persen.

"Hal itu disebabkan kinerja PermataBank yang semakin membaik tahun ini dan telah berhasil diselesaikannya rights issue senilai Rp 3 triliun pada Juni 2017," ujar Ridha.

Menurut Ridha, Bank Permata terus berupaya meningkatkan kualitas asetnya melalui penjualan asset, restrukturisasi dan perbaikan aset secara proaktif. Hal itu menyebabkan rasio NPL Gross dan Net mengalami perbaikan masing-masing sebesar 4,7 persen dan 1,8 persen per September 2017. Lebih baik dibandingkan dengan 4,9 persen dan 2,5 persen pada periode yang sama tahun lalu dan 8,8 persen dan 2,2 persen pada Desember 2016.

Sementara NPL Coverage Ratio lebih tinggi sebesar 175 persen dibandingkan dengan 166 persen di Juni 2017, 122 persen di Desember 2016 dan 98 persen di bulan September 2016. Hal itu mengindikasikan Bank Permata terus memitigasi potensi kerugian kreditnya secara berhati-hati.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement