Rabu 25 Oct 2017 16:37 WIB

Produksi Jagung Purbalingga Surplus 18 Ribu Ton

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
Petani memanen jagung. ilustrasi
Foto: Antara/ Harviyan Perdana Putra
Petani memanen jagung. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Produksi jagung di Kabupaten Purbalingga mencatat surplus. Kepala Dinas Pertanian Purbalingga Lily Purwati menyebutkan, dengan luas lahan jagung 6.173 hektare, produksi hingga September 2017 ini sudah mencapai 38.052 ton jagung pipilan kering.

''Dengan hasil panen sebanyak itu, berarti Purbalingga sudah surplus 18 ribu ton,'' ujarnya, Rabu (25/10). Menurutnya, kebutuhan jagung pipilan kering untuk pakan ternak di Purbalingga hanya mencapai 20 ribu ton.
 
Sementara Lily menyebutkan, sasaran luas panen tahun 2017 ini mencapai sekitar 11.216 hektare. Dengan demikian, hingga akhir 2017 maka surplus jagung di Purbalingga akan mencapai lebih dari 20 ribu ton.
 
Untuk mencapai sasaran luasan lahan panen tersebut, dia menyatakan, Dinpertan Purbalingga telah mendapatkan alokasi kegiatan dari Kementan berupa penambahan luas tanam jagung seluas 663 Ha. Untuk itu, Dipertan telah menjalin kerja sama dengan PT Bisi Internasional dalam penyediaan benih unggul jagung seperti bisi 16, bisi 18, dan bisi 2.
 
''Kami juga mendapat bantuan dari APBD Provinsi Jawa Tengah untuk perluasan lahan 250 Ha dengan varietas bisi 18 dan pioneer 21,'' ujarnya.
 
Sementara untuk mendukung program mekanis pertanian jagung, Lily menyebutkan, Dinpertan telah menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian berupa 7 unit corn sheller dan 4 unit corn planter. Selain itu, bantuan pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian sebesar 15.786 ton urea, 2000 ton Za, 1.370 ton SP 36, 5.280 ton NPK, dan 5.250 pupuk organik.
 
''Budidaya jagung relatif lebih aman dari hama penyakit tanaman, kendala yang signifikan hanya masalah kekurangan air yang disebabkan turunnya debit air hujan,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement