Selasa 17 Oct 2017 15:25 WIB

Tiga Tahun Jokowi, Anggaran Infrastruktur Naik Rp 224 T

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan bantuan kepada para pengungsi erupsi Gunung Agung di lapangan Desa Ulakan, Karangasem, Bali, Selasa (26/9).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan bantuan kepada para pengungsi erupsi Gunung Agung di lapangan Desa Ulakan, Karangasem, Bali, Selasa (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah menegaskan akan terus fokus untuk membangun infrastruktur di negeri ini. Kiat tersebut dilakukan guna mendorong peningkatan indeks daya saing bangsa Indonesia. Sehingga dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, anggaran infrastruktur dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) pun mengalami lompatan signifikan, hingga Rp 224 triliun.

Hal ini ditegaskan Presiden, Joko Widodo saat memberikan orasi ilmiah dalam rangka Dies natalis ke-60 UniversitasDiponegoro (Undip), di kompleks kampus Undip Tembalang, Kota Semarang, JawaTengah, Selasa (17/10).

"Anggaran infrastruktur pun juga meloncat dari Rp 177 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp 401 triliun untuk 2017," ujarnya.

Pada 1977, ujarnya, Indonesia sudah mulai membangun jalan tol Jagorawi. Pembangunan jalan tol sepanjang 60 kilometer ini selesai tahun 1981. "Saat itu, semua negara melihat bagaimana bangsa ini mampu membuktikan menejemen konstruksi, manajemen proyek, dan manajemen operasional. Negara- negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, Filipina dan Cina, semuanya melihat dan mengakui. Tetapi setelah itu, sampai dengan 2014 atau kurun waktu hampir 35 tahun kita hanya bisa menyelesaikan 780 kilometer," katanya.

Padahal, kata Presiden, negara lain yang sebelumnya melihat dan meniru Indonesia seperti Cina, setahun bisa membangun jalan tol lebih dari 4.000 kilometer. Sekarang Cina sudah memiliki jalan tol sepanjang 280 ribu kilometer.

Selain jalan tol, pembangunan infrastruktur pelabuhan juga terus didorong. "Kenapa tak hanya Tanjung Priok, pelabuhan- pelabuhan besar di Sumetera harus dimiliki. Mengapa dibangun pelabuhan Kuala Tanjung, sebentar lagi Makasar New Port dan di Sorong dimulai tahun depan. Kenapa ini harus kita bangun, karena negara ini merupakan negara kepulauan. Penguatan basis pondasi samudera laut (kemaritiman) merupakan sebuah keharusan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement