Rabu 11 Oct 2017 08:17 WIB

Strategi Ini Dipakai Pemprov Jawa Timur Gaet Investasi

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Gubernur Jatim Soekarwo.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Gubernur Jatim Soekarwo.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengungkapkan strategi Pemerintah Provinsi Jatim menggiring masuknya investasi. Strategi yang dimaksud yakni dengan memberi jaminan kemudahan atau government guarantee kepada para investor.

"Jaminan tersebut berupa kemudahan perizinan, percepatan pengadaan lahan, ketersediaan pasokan energi atau listrik, dan iklim perburuhan yang demokratis," kata pria yang akrab disapa Pakde Karwo, Rabu (11/10).

Cara tersebut, ungkap Soekarwo, telah meraup investasi sebesar Rp 45,27 triliun yang berupa izin prinsip pada semester I Tahun 2017. Nilai tersebut diakuinya meningkat sebesar 61,79 persen dibandingkan semester I tahun 2016 sebesar  Rp 27,98 triliun.

Sedangkan realisasinya, hingga semester I tahun 2017 telah mencapai sebesar Rp 78,14 triliun, atau meningkat 9,10 persen dibandingkan semester I tahun 2016 yang sebesar 71,62 triliun. Keberhasilan ini karena dukungan stakeholder di kabupaten/kota yang harmonis, juga didukung oleh masyarakat Jatim yang open minded," ujar Pakde Karwo.

Pakde Karwo mengatakan, masuknya investasi tersebut telah mendorong tumbuhnya ekonomi Jatim. Pada semester 1 tahun 2017, ekonomi Jatim mampu tumbuh 5,21 persen, yang lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional 5,01 persen.

Pertumbuhan ekonomi Jatim, kata dia, didominasi oleh tiga sektor lapangan usaha utama. Sektor tersebut yakni, industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 29,17 persen, atau tumbuh sebesar 4,73 persen. Kemudian, perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi sebesar 18,07 persen, atau  tumbuh 6,24 persen.

"Ketiga sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mempunyai kontribusi sebesar 13,46 persen, atau tumbuh 1,83 persen," kata Pakde Karwo.

Untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, kata Pakde Karwo, Pemprov Jatim juga mengembangkan lima pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri. Hal itu di antaranya dengan dibangun Pelabuhan Manyar JIIPE yang memiliki area pelabuhan seluas 371 hektar dan area industri seluas 1.761 hektare.

Kemudian, pengembangan Pelabuhan Teluk Lamongan seluas 386 hektare, Pelabuhan Paciran, dan Pelabuhan Tanjung Awar-Awar yang terintegrasi dengan kawasan industri Tuban yang diusulkan 300 hektare kawasan industri. Ditambah lagi pembangun Probolinggo Industrial Sea-Port City, yang menjadi kawasan industri seluas 500 hektar.

Dikembangkannya lima pelabuhan yang terintegrasi dengan industri tersebut, Pakde Karwo berharap bisa memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya saing produk industri. Tujuan akhirnya adalah dapat mendorong ekspor.

Sebagai contoh, kata Pakde Karwo, untuk pasar ASEAN, sampai dengan semester I 2017 ini, ekspor nonmigas Jatim surplus 738,85 juta dolar Amerika Serikat. Bahkan, perdagangan dengan Singapura surplus 311,73 juta dolar Amerika Serikat.

"Kawasan industri yang terintegrasi juga diharapkan dapat mendorong linkage Industri Kecil Menengah (IKM) dengan Industri Besar yang tentunya dapat mendorong transfer knowledge dan teknologi," ujar Pakde Karwo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement