REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar kompetisi konstruksi ramping antar-universitas. Kompetisi ini jadi salah satu cara Kementerian PUPR untuk menjaring ide teknologi konstruksi ramping dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Panani Kesai mengatakan, sosialisasi prinsip-prinsip konstruksi ramping atau Lean Construction dalam penyelenggaraan konstruksi merupakan aktualisasi komitmen Kementerian PUPR untuk meningkatkan mutu konstruksi.
"Kompetisi ini bisa mendorong kreativitas mahasiswa, untuk nantinya bisa dimanfaatkan pemerintah sebagai masukan melaksanakan pembangunan infrastruktur yang berkualitas," ujar Panani dalam keterangan tertulis, Selasa (3/10).
Pembangunan infrastruktur tidak hanya membutuhkan sumber dana besar, tetapi juga dukungan teknologi untuk memberi solusi pada kurangnya efisiensi penyelenggaraan konstruksi. Hal ini menilik kondisi di lapangan dengan masih ditemuinya perbaikan ulang dan pengerjaan ulang di beberapa proyek konstruksi yang menyebabkan terbuangnya waktu dan sumber daya secara percuma.
Panani menyampaikan, peran universitas, seperti ITB sangat penting untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) konstruksi, mengingat gencarnya pembangunan infrastruktur sangat membutuhkan SDM yang kompeten.
Dalam tingkat global, konstruksi ramping dinilai sangat sistematis untuk dapat mengidentifikasi dan meminimalisir pemborosan biaya melalui perbaikan yang berlanjut. Konstruksi ramping juga dapat memaksimalkan nilai yang ingin dicapai oleh pengguna akhir. Dari segi manfaat, penerapan konstruksi ramping sangat membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi.
Indonesia sejak 2005 sudah memulai penelitian terkait konstruksi ramping dengan dimotori Kelompok Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi di ITB yang mengusung agenda penelitian berupa Menuju Konstruksi Ramping di Indonesia. Interaksi dengan masyarakat internasional di bidang Konstruksi Ramping telah dibina pula sejak 2007.
Ketua Panitia Kompetisi Konstruksi Ramping ITB, Muhamad Abduh mengatakan, tujuan kegiatan kompetisi yang telah digelar pada 1-2 Oktober 2017 ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat konstruksi di Indonesia mengenai konstruksi ramping. Penilaian kompetisi berdasarkan pada menjelaskan ketepatan waktu, kecepatan membangun, dan kerja sama tim yang kompak. Mereka membangun konstruksi dengan lego, melakukan perencanaan, menyusun denah dengan potongan-potongan denah, ada tampak yang nyata untuk melakukan eksekusi dalam membangun sebuah konstruksi dengan metode prinsip Lean Construction," ujar dia.
Format kompetisi dalam bentuk simulasi, namun situasi yang dibangun disesuaikan dengan praktik-praktik kondisi nyata di lapangan. Semua peserta juga dilengkapi dengan pakaian Keselamatan dan Kesehatan Kerja menggunakan alat pelindung diri selayaknya keadaan di lapangan kerja sungguhan. Hal ini bertujuan untuk membuat keadaan semakin lebih nyata. Semua aturan pun harus dipatuhi dengan mengikuti prosedur yang sudah diatur oleh panitia yang mengawasi kompetisi.
Ada delapan universitas yang mengikuti kompetisi ini, yakni Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Katolik Soegijapranata, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Teknologi Sepuluh November, Universitas Hasanudin, dan ITB. Juri penilai berasal dari jajaran pejabat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR. Dalam kompetisi ini terpilih sebagai pemenang pertama adalah Universitas Diponegoro, pemenang kedua ITB, dan juara ketiga Universitas Hasanudin.