Kamis 28 Sep 2017 15:37 WIB

Target Lifting Minyak 2017 tidak Tercapai

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
produksi minyak Indonesia
produksi minyak Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mienral (ESDM) Ignasius Jonan memprediksi lifting minyak tak akan bisa mencapai target. Hal ini disebabkan harga minyak dunia yang masih tidak stabil dan menurunnya produksi minyak nasional.

Dari target yang dipasang dalam APBN Perubahan 2017 sebesar 815 ribu barel per hari Jonan mengatakan realisasi lifting minyak hanya bisa mencapai 792 ribu barel per hari hingga September ini.

Jonan menjelaskan faktor cuaca dan kondisi alam di terminal penampung membuat minyak sulit terjual. Catatan hingga Agustus kemarin saja, masih ada sekitar 15 juta barel per hari yang masih berada di terminal penampung.

Dari jumlah tersebut, diperkirakan hanya 8 juta bph yang bisa di-lifting, sisanya untuk kebutuhan operasional terminal. "Menurut saya sampai akhir tahun outlook-nya di bawah 815.000 barel per hari kalau minyak," ujar Jonan di kantornya, Kamis (28/9).

 

Jonan mengatakan, meski produksi minyak Indonesia mengalami penurunan, kondisi serupa tidak terjadi pada produksi gas bumi nasional. Hingga September 2017, kata Jonan, lifting gas sudah mencapai 1.134 juta mmscfd dari target yang dipasang dalam APBN Perubahan 2017 sebesar 1.150 juta mmscfd.

"Angka ini sudah naik 15 persen. Tak hanya bisa mecapai target, malah lebih," ujar Jonan.

Jika ditotal maka keseluruhan lifting antara minyak dan gas bumi (migas) akan tetap melebihi target PPh migas dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di APBN-P 2017. Target ini bisa tercapai karena harga migas dipasar global mulai membaik hanya saja lifting Indonesia yang masih belum sesuai target di minyak.

"Setara total dari segi penerimaan negara itu kita mestinya melebihi target yang ada di APBN-P 2017. Ini prestasinya separuhlah karena harga pasar dunia," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement