Rabu 27 Sep 2017 11:25 WIB

Indonesia Lobi India Terkait Tarif Bea Masuk Ekspor

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Industri India Suresh Prabu dalam Indonesia-India Biennial Trade Ministers Forum (BTMF) ke-2 yang berlangsung di New Delhi, India, Selasa (26/9). Dalam pertemuan tersebut, Enggar mengangkat isu mengenai rencana India yang ingin meningkatkan bea masuk CPO dari Indonesia.

India sebelumnya sudah mengeluarkan pernyataan akan meningkatkan bea masuk produk CPO dari 7,5 persen menjadi 15 persen. Sementara produk turunannya (olein) akan dinaikkan dari 15 persen menjadi 25 persen. Pemerintah menolak kenaikan tarif tersebut karena akan menyebabkan turunnya daya saing produk andalan Indonesia ke India.

"India sudah menerima keluhan Indonesia dan siap membahas hal ini lebih lanjut dalam pertemuan RCEP berikutnya," kata Enggar, lewat siaran pers tertulis.

Selain CPO, Indonesia juga membawa isu produk lain seperti pinang, kopi, karet dan minyak atsiri yang juga dikenai tarif tinggi. Padahal, menurut Enggar, produk-produk itu diperlukan untuk industri dalam negeri India.

Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri juga membahas kerja sama perdagangan di bidang farmasi. Indonesia mengundang kembali India untuk menanamkan investasi di bahan baku obat atau Active Pharmaceutical Ingredients (API). Indonesia dan India sepakat untuk membahas lebih lanjut isu pengembangan investasi di bidang farmasi dalam pertemuan teknis otoritas farmasi dan kesehatan kedua negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement