REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR-RI, Ayub Khan mengatakan agar pemerintah segera bertindak dalam bencana kekeringan di beberapa daerah. Jangan sampai, kata dia, bencana kekeringan tersebut meluas dan bertambah parah, baru pemerintah bertindak.
"Jangan menunggu ada yang luar biasa baru reaktif," ujar dia saat ditemui Republika.co.id di Gedung Nusantara I, Senin (25/9).
Terkait masalah kekeringan tersebut, lanjut dia, menjadi persoalan yang sangat kompleks, mulau dari kesulitan warga dalam menemukan air bersih, penyakit akibar kurangnya air untuk konsumsi sehari-hari hingga mengancam kegiatan pertanian warga.
Untuk itu, lanjut dia, Pemerintah terutama pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan dalam menangani wabah penyakit akibat kekeringan tersebut itu harus sigap dalam mengevaluasi kondisi yang ada di daerahnya.
Ayub juga mengatakan akan menyampaikan kondisi kekeringan di beberapa daerah dalam rapat kerja yang akan digelar bersama Kementerian Kesehatan. "Nanti kita tanyakan gimana kemenkes menyikapi persoalan ini," jelas dia.
Politikus Partai Demokrat ini juga mengatakan, pemerintah khususnya kementerian dan lembaga dalam menanggapi bencana kekeringan ini bisa disampaikan ke Kemenko PMK untuk melakukan koordinasi. Kekeringan ini, lanjut dia, merupakan masalah peningkatan persoalan yang ada di daerah-daerah yang dilanda kekeringan sehingga penanganannya komperhensif.
"(ini) Menyangkut pemerintah daerah, kementerian, lembaga sehingga nanti maksimal penanganannya," ujar dia mengkhiri.
Sebelumnya, jumlah desa yang terdampak bencana kekeringan sebanyak 61 desa dari 386 desa/kelurahan di Sukabumi. Daerah yang kekeringan ini, lanjut Yana, tersebar di utara dan selatan Sukabumi. Rinciannya, yakni Kecamatan Simpenan, Cibadak, Jampang Kulon, Waluran, Gegerbitung, Cidolog, Bantargadung, Cikakak, Ciemas, Sagaranten, Gunungguruh, Tegalbuleud, Cikidang, Cikembar, Ciambar, Parakansalak, dan Palabuhanratu. Selanjutnya, Kecamatan Ciracap, Surade, Purabaya, Cidadap, Lengkong, Cimanggu, Jampang Tengah, Curugkembar, Cisaat, Nyalindung, dan Cisaat. Jumlah warga yang merasakan dampak kekeringan, mencapai sebanyak 19.060 kepala keluarga (KK) yang terdiri atas 58.23 jiwa.
Tidak hanya di daerah Jawa Barat, dampak kekeringan juga terjadi di Jawa Tengah wilayah terdampak bencana kekeringan, yaitu sebanyak 31 kabupaten/kota terdampak kekeringan. Kemudian 275 kecamatan terdampak kekeringan di 1.254 desa. Jumlah perkiraan terdampak 1,4 juta jiwa atau 404.212 Kepala Keluarga.