REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan Financial Technology (fintech) dipercaya dapat membantu pengembangan pasar modal. Terutama dengan adanya aplikasi mobile trading.
Kepala IDX Incubator Irmawati Amran menilai, aplikasi perdagangan online atau mobile trading termasuk produk fintech. "Investor ritel kita nambah banyak sejak ada aplikasi mobile trading," katanya di Gedung BEI, Senin, (25/9).
Dengan begitu menurutnya, tidak akan sulit menargetkan satu juta investor setiap tahun. Apalagi, market Indonesia sangat besar, sebab jumlah penduduknya mencapai 250 juta.
Baginya, manfaat fintech sangat terasa di pasar modal. "Ke depan, dengan adanya fintech, masyarakat kita yang belum punya rekening bank mungkin bisa pakai layanan fintech untuk masuk ke pasar modal khususnya pasar saham," jelas Irma.
Meski begitu, dirinya tidak memungkiri, tidak mudah berinvestasi di pasar saham. Sebab, harus memiliki ilmu untuk memilih saham yang tepat.
"Investasi saham memang agak berbeda dengan investasi lain. Saat orang mau mulai investasi pasti muncul pertanyaan beli saham mana yang pasti untung, ini perlu fintech," ujar Irma.
Ia menjelaskan, kini mulai marak aplikasi fintech robot advisor. Melalui aplikasi tersebut, calon investor akan mendapat rekomendasi saham berdasarkan harga saham dan lainnya.
"Kalau itu sudah berkembang, pengembangan pasar modal juga lebih gampang. Ini menarik dan sosialisasi akan lebih gampang," tuturnya.
Praktisi Information Communication Technology (ICT) dan Ekonomi Kreatif dari ICT Care Hasnil Fajri menambahkan, ada beberapa manfaat fintech bagi industri pasar modal. Di antaranya sebagai solusi keterbatasan kantor cabang manajer investasi.
"Fintech juga membantu dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap produk jasa keuangan, khususnya pasar modal secara online. Dengan berbagai pihak tanpa perlu bertemu fisik," ujar Hasnil.