Sabtu 23 Sep 2017 01:58 WIB

Pemerintah akan Kembangkan Ekonomi Digital Berbasis Industri

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Calon pembeli melihat koleksi fashion terbaru mealui salah satu gerai E-Commerce melalui telfon genggamnya di Jakarta, Senin (31/7).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Calon pembeli melihat koleksi fashion terbaru mealui salah satu gerai E-Commerce melalui telfon genggamnya di Jakarta, Senin (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian, Airlangga Hartato mengatakan Pemerintah Indonesia akan mendorong pengembangan ekonomi digital melalui basis industri dan perdagangan elektronik (e-commerce). Salah satu kunci sukses pelaksanaannya adalah perlu penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.

"Pemerintah telah membangun infrastruktur dalam bentuk jaringan fiber optik, proyek Palapa Ring, dan kapasitas bandwidth yang diperbesar," kata Airlangga melalui keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/9).

Airlangga mengatakan salah satu potensi pengembangan bisnis industri berbasis ekonomi digital ini dilihat dari peningkatan penggunaan telepon pintar di Tanah Air juga membuat penerapan ekonomi digital menjadi semakin kuat dan cepat. Jumlah telepon pintar yang beredar sekarang lebih dari 130 juta unit. Sisanya perangkat 3G yang tengah bermigrasi ke 4G.

"Kalau sudah 4G semua, jumlahnya bisa mencapai 230 juta unit. Setiap tahun penjualannya sekitar 60 juta unit," ungkapnya.

Karena itu, dalam pengembangan ekonomi digital yang berbasis industri atau nilai tambah, Kementerian Perindustrian telah menyiapkan langkah-langkah dalam menghadapi era Industry 4.0. "Kami sudah melihat pusat inovasi di Singapura, hina dan negara lain yang akan menjadi tiang inovasi di Indonesia," ujar Airlangga.

Kemenperin pun terus mengajak agar para pelaku industri nasional segera menangkap peluang dalam pengembangan teknologi digital terkini seperti artificial intelligent, robotic, dan 3D printing. Tujuannya untuk lebih efisien dan meningkatkan produktivitas. Sejumlah manufaktur besar yang telah siap memasuki era Industry 4.0, di antaranya industri semen, petrokimia, otomotif, serta makanan dan minuman.

Menurut Menperin, daya saing manufaktur dan potensi ekonomi digital yang ada di Indonesia harus diimbangi dengan inovasi teknologi. Hal ini membutuhkan pusat-pusat inovasi industri untuk menunjang peningkatan SDM, kemajuan teknologi dan penumbuhan wirausaha baru. "Kami berkomitmen untuk memajukan pusat inovasi industri seperti yang ada di Bali, Batam, Bandung dan Surabaya," tuturnya.

Salah satu bentuk nyata adalah pembangunan Nongsa Digital Park (NDP) di Batam. Kawasan ini akan menjadi basis sejumlah pelaku industri kreatif di bidang digital seperti pengembangan startup, web, aplikasi, program-program digital, film dan animasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement