REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Kota Probolinggo, Jawa Timur mendapat alokasi 5.000 sambungan gas bumi dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Ini merupakan program pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi nasional dan program bauran energi.
"Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada PGN yang telah memilih Kota Probolinggo dari sekian kota di Indonesia sebagai lokasi melaksanakan program bauran energi," kata Wali Kota Probolinggo Rukmini, Rabu (20/9).
Ia juga mengapresiasi langkah yang dilakukan PGN karena hanya ada empat kota/kabupaten di Jawa Timur yang mendapatkan alokasi program bauran energi tersebut dan salah satunya Kota Probolinggo.
"Saya berharap jaringan gas itu mampu menjangkau masyarakat Kota Probolinggo yang benar-benar membutuhkan, terutama masyarakat yang masuk dalam kategori lingkungan kumuh," kata dia.
Rukmini mengaku berkomitmen dalam pemenuhan energi bagi masyarakat Kota Probolinggo, sehingga pihak pemerintah kota terus berupaya mengolah sampah dan limbah menjadi energi terbarukan.
"Kami juga memiliki jaringan gas metana yang dialirkan ke rumah warga disekitar tempat pembuangan akhir (TPA). Kami juga membangun jaringan gas dari limbah tahu yang sebelumnya mencemari lingkungan, sehingga saat ini warga di sekitar pabrik tahu bisa menikmati gas secara gratis," katanya.
Pihak PGN yang dipimpin Senior Vice President Santiaji Gunawan juga sudah melakukan audiensi dengan Wali Kota Probolinggo Rukmini di ruang transit Kantor Wali Kota Probolinggo pada Senin (18/9) dan Kota Probolinggo bersama sembilan daerah lainnya di Indonesia mendapatkan alokasi jaringan gas bumi dari PGN.
Senior Vice President Santiaji Gunawan mengatakan alokasi jaringan gas tersebut merupakan program pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi nasional dan program bauran energi, sehingga gas bumi tersebut bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat.
"Harapan kami, gas bumi tidak hanya dinikmati oleh industri, namun juga dapat memberikan manfaat nyata dalam perkembangan ekonomi masyarakat, khususnya sektor UMKM, pondok pesantren, lembaga sosial, dan rumah tangga," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pihak PGN mengalokasikan 5.000 sambungan gas di Kota Probolinggo dengan pipa eksisting PGN sepanjang 18 kilometer, sehingga diharapkan masyarakat penerima bantuan tersebut yang rumahnya dekat dengan pipa eksisting.
"Kami akan pasang saluran sampai ke kompor warga. Semuanya gratis dan warga tinggal menyediakan kompor saja," kata dia.
Ia menjelaskan alasan warga harus beralih ke gas bumi karena harga gas bumi lebih murah dibandingkan elpiji karena elpiji itu impor, sedangkan gas bumi murni dari perut bumi Indonesia, sehingga harganya jauh lebih murah yakni Rp3.000 per meter kubik.
"Biasanya rata-rata warga hanya menghabiskan 10 meter kubik perbulan atau sekitar Rp 30 ribu, namun ada yang cuma menghabiskan Rp 20 ribu setiap bulannya, sehingga jauh lebih murah dibandingkan elpiji," ujarnya.