REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Teguh Pramono, mengungkapkan neraca perdagangan provinsi ini pada Agustus 2017 tercatat mengalami surplus sebesar 181,12 juta dolar AS.
Menurutnya, surplus tersebut berasal dari nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan nilai impor. Ia menegaskan, nilai ekspor pada Agustus 2017 sebesar 1,94 miliar dolar AS, sedangkan impor sebesar 1,77 miliar dolar AS.
Surplus ini utamanya disumbang oleh sektor nonmigas. “Kalau lihat neraca perdagangan Januari sampai Agustus 2017 kita masih defisit, karena ekspor hanya 12,88 miliar dolar AS sedangkan impor sudah 14,09 miliar atau ada defisit 1,21 miliar dolar AS," kata Teguh, Jumat (15/9).
Dijelaskan, nilai ekspor pada Agustus 2017 meningkat 23,59 persen dibandingkan Juli 2017 yang mencapai 1,57 miliar dolar AS. Dibandingkan Agustus 2016, nilai ekspor tersebut naik 10,80 persen.
Menurutnya, peningkatan nilai ekspor ini terutama didorong oleh peningkatan ekspor perhiasan/permata yang naik 119,66 persen dari 190,94 juta dolar AS pada Juli 2017 menjadi 419,43 juta dolar AS pada Agustus 2017.
Selain itu, kelompok barang lainnya juga mengalami peningkatan ekspor yakni tembaga yang naik 2,62 persen menjadi 151,29 juta dolar AS, kayu dan barang dari kayu naik 15,12 persen menjadi 122,40 juta dolar AS, lemak dan minyak hewan/nabati naik 11,33 persen menjadi 119,58 juta dolar AS, serta ikan dan udang naik 12,34 persen menjadi 102,45 juta dolar AS.
Adapun tiga negara utama tujuan ekspor Jatim pada Agustus 2017 yakni Jepang dengan nilai 280,06 juta dolar AS, disusul Amerika Serikat senilai 214,16 juta dolar AS, serta Singapura sebesar 164,62 jita dolar AS.
Namun, peningkatan ekspor terbesar terjadi pada negara tujuan Swiss yang naik 1.384 persen dari 10,25 juta dolar AS pada Juli 2017 menjadi 152,26 juta dolar AS pada Agustus 2017.
Sementara nilai impor Jatim pada Agustus 2017 mengalami penurunan 11,44 persen dari sebelumnya 1,99 miliar dolar AS pada Juli 2017. Penurunan impor terjadi di kelompok migas dan nonmigas. Impor migas turun 9,59 persen, sementara impor nonmigas turun 11.81 persen.
"Pemicunya adalah penurunan impor dari plastik dan barang-barang dari plastik walaupun secara presentase rendah tapi nilainya cukup besar," ujarnya.
Impor komoditas ke Jatim terutama berasal dari Cina dengan nilai 429,08 juta dolar AS, disusul Amerika Serikat sebesar 110,44 juta dolar AS, serta Jepang sebesar 75,57 juta dolar AS.