Jumat 15 Sep 2017 08:31 WIB

BI Tambah Dua Kabupaten di Solo untuk Survei Biaya Hidup

Kesibukan pedagang dan pembeli terlihat di salah satu los di Pasar Senen, Jakarta Pusat. ilustrasi   (Republika/Aditya Pradana Putra)
Kesibukan pedagang dan pembeli terlihat di salah satu los di Pasar Senen, Jakarta Pusat. ilustrasi (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Solo menambah dua kabupaten, yaitu Boyolali dan Karanganyar, untuk survei biaya hidup.

"Jadi di luar yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, kami juga melakukan survei. Ini sebagai pembanding data dari BPS, kalau sebelumnya hanya wilayah Solo sekarang kami perluas di dua kabupaten tersebut," kata Kepala BI Kanwil Solo Bandoe Widiarto di Solo, Jumat (15/9).

Menurut dia, dipilihnya kedua daerah tersebut karena sejauh ini memperlihatkan geliat ekonomi yang cukup positif. Kondisi tersebut didukung oleh geografis dari daerah yang layak menjadi sentra pertanian.

Alasan BI menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah SBH, karena daerah tersebut merupakan sentra beberapa kebutuhan pokok, salah satunya bawang putih. "Seperti yang diketahui, komoditas bawang putih ini kan salah satu penyumbang inflasi, jadi stoknya harus diperhatikan," katanya.

Dipilihnya Kabupaten Boyolali karena daerah tersebut beberapa tahun terakhir ini memperlihatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup positif seiring dengan banyaknya investor yang masuk dan berinvestasi di kabupaten tersebut. "Kalau dilihat dari pertumbuhan ekonominya, Kabupaten Boyolali ini paling tinggi sehingga potensial meningkatkan permintaan masyarakat," katanya.

Dampak dari tingginya pertumbuhan ekonomi yang harus diwaspadai, katanya, potensi terjadinya inflasi. Oleh karena itu, pihaknya merasa perlu untuk menjadikan Kabupaten Boyolali sebagai daerah SBH.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement