REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS berakhir menguat pada Senin (11/9) atau Selasa (12/9) pagi WIB, di tengah perasaan lega bahwa kerusakan yang ditimbulkan Badai Irma tampak tidak separah yang diperkirakan pasar.
Badai Irma, yang pernah menjadi topan Kategori 5, melanda pantai Florida selama akhir pekan. Badai terus berlanjut ke utara pada Senin (11/9), menjatuhkan hujan di Florida. Namun, Pusat Badai Nasional (NHC) AS mengatakan bahwa Irma telah melemah menjadi topan tropis.
Para analis mengatakan badai telah menempatkan pasar dalam kegelisahaan dalam beberapa pekan terakhir, karena investor cukup tidak nyaman saat menilai dampak dari bencana alam ini di pasar.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,55 persen menjadi di 91,856 pada akhir perdagangan. Sementara itu, tidak ada laporan ekonomi utama yang akan dirilis pada Senin (11/9).
Sementara itu, harapan untuk kebijakan moneter ketat di Amerika Serikat telah berkurang baru-baru ini. Ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada Desember hanya 36,2 persen, menurut alat FedWatch CME Group.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1965 dolar AS dari 1,2028 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3173 dolar AS dari 1,3208 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,8030 dolar AS dari 0,8063 dolar AS.
Dolar dibeli 109,32 yen Jepang, lebih tinggi dari 107,80 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS juga menguat menjadi 0,9540 franc Swiss dari 0,9452 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2118 dolar Kanada dari 1,2137 dolar Kanada.