Senin 11 Sep 2017 20:18 WIB

Luhut: LRT Masih Disinkronisasikan

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Endro Yuwanto
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek pembangunan light rail transit (LRT) di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta, Rabu (23/8).
Foto: Mahmud Muhyidin
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek pembangunan light rail transit (LRT) di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta, Rabu (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan kembali melakukan rapat koordinasi lanjutan mengenai light rail transit (LRT) dengan pihak terkait. Luhut menilai karena LRT merupakan hal baru di Indonesia, maka masih banyak yang disesuaikan.

“Jadi semua ini masih sinkronisasi satu sama lainnya. Semua kementerian, peraturan menteri, dan lainnya. Itu perlu harmonisasi semuanya,” kata Luhut usai rapat koordinasi di Kemenko Kemaritiman, Senin (11/9).

Luhut memastikan, pembahasan mengenai LRT dimungkinkan masih akan banyak dilakukan. Meskipun begitu, dia memastikan perkembangan pembangunan infrastruktur LRT sudah bagus dan sepakat untuk mencari solusi jika ada kendala.

Termasuk mengenai pembiayaan yang menurut Luhut juga berjalan dengan baik hingga saat ini. “Sekarang tentu untuk pencairan dana segala macam, untuk penandatanganan perjanjian kredit segala macam, tentu ada lapisan-lapisan yang harus diselesaikan,” jelas dia.

Luhut menargetkan, semua keperluan mengenai dana tersebut harus selesai semuanya pada akhir Oktober 2017. Meskipun, target mengenai finansial yang dibutuhkan LRT secara keseluruhan selesai pada November 2017.

Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi juga mengatakan rapat koordinasi kali ini juga membahas lebih detail berkaitan dengan berbagai aspek. “Membahas segala hal, baik antara Kemenhub dengan berbagai pihak juga hingga bagaimana bank diatur soal teknis bagaimana proses peminjaman dan lain sebagainya,” jelas dia

Secara gambaran, lanjut Budi, model bisnis yang digunakan, yaitu PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai investor. Selanjutnya, Budi menyebut yang paling penting dilakukan yaitu pembuatan perjanjian-perjanjian.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement