REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu dengan Perdana Menteri Kazakhstan, Bakytzhan Sagintayev, Sabtu (9/9). Pertemuan bilateral tersebut dilakukan untuk bisa meningkatkan neraca perdagangan antara kedua negara.
Kalla menjelaskan, hingga saat ini neraca perdagangan antara Indonesia dan Kazakhstan masih kecil. Ia tak menampik persoalan jarak dan komoditas yang dimiliki oleh Kazakhstan tak cukup beragam.
Karena itu, pada pertemuan kali ini, kedua belah pihak sepakat untuk sama sama mengembangkan teknologi secara bersama. "Selama ini hubungan perdagangan juga boleh dibilang masih kecil. Itu karena jarak juga tidak mudah. Tapi ada potensi untuk tingkatkan ekspor dan impor kita dari kazakhstan," ujar Kalla saat ditemui usai bertemu dengan Perdana Menteri Kazakhstan, Sabtu (9/9).
Kalla menjelaskan, Kazakhstan selaku negara yang land field dan tak ada jalur ke lautan memang kesulitan untuk melakuan ekspor impor barang. Seringkali, kegiatan ekspor impor yang dilakukan oleh Kazakhstan harus melalui China dan Korea.
"Tapi, ada pengusaha kita di sini pengusaha Jakarta ingin investasi bidang farmasi, ada juga mining. Lagi mengurus izin," ujar Kalla.
Kalla mengatakan, kedatangannya kali ini memang untuk membukakakn jalan agar proses perekonomian kedua negara bisa terbuka dengan baik. Ia mengatakan ada beberapa potensi barang komoditas yang ke depan bisa dipasok oleh Indonesia.
"Contohnya terigu di sini murah, tapi kita ekspor palm oil, kopi, teh, dan beberapa hal," ujar Kalla.