Jumat 08 Sep 2017 14:04 WIB

BCA Enggan Segera Turunkan Bunga Kredit

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
 Warga melakukan transaksi menggunakan mesin ATM BCA di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.
Foto: dok. Republika
Warga melakukan transaksi menggunakan mesin ATM BCA di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank BCA mengaku belum akan menurunkan suku bunga kredit dalam waktu dekat. Sebab, suku bunga kredit yang saat ini dinilai sudah cukup kompetitif.

Sebelumnya, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 0,25 basis points menjadi 4,50 persen. Penurunan suku bunga acuan ini diharapkan diikuti oleh perbankan untuk mendorong laju kredit yang saat ini masih lambat.

Direktur BCA Santoso menjelaskan, sebelum penurunan BI 7 Day Reverse Repo Rate, pihaknya telah menurunkan suku bunga deposito. "Kami sudah melakukan penyesuaian suku bunga deposito terlebih dahulu sebelum BI 7 Day Repo Rate turun. Kalau kredit sudah kompetitif di pasaran," ungkap Santoso kepada Republika.co.id, Jumat (8/9).

Berdasarkan data BCA, Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) per 31 Agustus 2017 antara lain suku bunga kredit korporasi 9,75 persen, suku bunga kredit ritel 10,50 persen, suku bunga kredit konsumsi untuk KPR 10,00 persen, dan kredit konsumsi nonKPR 6,68 persen. Santoso menilai suku bunga kredit perseroan sudah cukup kompetitif di pasar.

Meskipun demikian, pihaknya masih akan tetap mengamati pasar dan daya beli masyarakat. Apabila perusahaan menilai penurunan suku bunga kredit diperlukan untuk mendorong permintaan kredit, maka hal itu akan dilakukan. "Kami masih amati nasabah siap untuk ambil kredit tidak. Kami juga akan amati pasar, kalau likuiditas oke dan pasar oke, ya bisa diturunkan lagi," kata Santoso.

Selama semester I 2017, BCA telah menyalurkan kredit sebesar Rp 433 triliun. Capaian tersebut meningkat 11,9 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 387 triliun.

Adapun pertumbuhan kredit perseroan didorong oleh kredit korporasi dan konsumer. Penyaluran kredit korporasi tercatat sebesar Rp 160,7 triliun, tumbuh 18,7 persen jika dibandingkan dengan semester I 2016. Sementara total penyaluran kredit konsumer tercatat sebesar Rp 124,5 triliun atau tumbuh 18,4 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement