REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan e-commerce Online to Offline (O2O) PT Kioson Komersial Indonesia Tbk menggelar paparan publik untuk mendukung rencana penawaran umum perdana saham (IPO). IPO dinilai sebagai pilihan terbaik untuk memperkuat fundamental perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan begitu, Kioson akan menjadi perusahaan rintisan atau startup pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ditargetkan, dana perolehan dari IPO mencapai sekitar Rp 45 miliar.
Co-Founder Kioson Jasin Halim mengatakan, melalui IPO, perusahaan membuktikan jalur pendanaan startup tidak harus selalu lewat modal ventura (venture capital). "Ini memberikan inspirasi bagi startup lain untuk bisa IPO juga," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis, (7/9).
Ia menambahkan, Kioson memerlukan waktu kurang lebih lima sampai enam bulan untuk mempersiapkan IPO. "Didukung pula oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan BEI, karena mereka pengen melihat usaha kecil seperti Kioson bisa menjadi contoh startup di Indonesia agar bisa mengikuti langkah Kioson," jelas Jasin.
Strategi perusahaan sejalan pula dengan visi pemerintah Indonesia yang menargetkan Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020. Dengan adanya layanan yang ditawarkan Kioson, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) selaku kios-kios mitra dapat berperan menjadi gerbang dalam mengenalkan dunia digital kepada underserved market.
"Dari sini, konsumen akan lebih mudah mengakses layanan e-commerce. Layanan kami akan membantu konsumen melakukan pembayaran dan mendapatkan layanan logistik," jelas Jasin.
Maka, kata dia, perusahaan bisa membangun kepercayaan masyarakat terhadap e-commerce dan dunia digital, sehingga bisa menjadi pintu untuk menawarkan berbagai layanan digital lain.
Sampai April 2017, Kioson telah memiliki lebih dari 15 ribu mitra kios yang tersebar di 384 kota di Indonesia, dengan mayoritas berada di kota lapis kedua. Perseroan menargetkan peningkatan mitra kios mencapai 100 persen pada akhir 2017.
Beragam produk dan layanan tersedia di aplikasi Kioson fokus pada tiga kategori, yakni layanan digital dan Payment Point Online Bank (PPOB), layanan Keuangan, serta layanan e-commerce. Kioson juga bermitra dengan perusahaan terkemuka antara lain perusahaan gadget; perbankan, asuransi, dan e-commerce.
Secara kinerja, berdasarkan laporan keuangan per 30 April 2017, omzet Kioson sudah mencapai Rp 25,9 miliar. Dengan total aset mencapai Rp 44,77 miliar atau naik sebesar 25,29 persen jika dibandingkan dengan aset per 31 Desember 2016.