REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pentingnya mengkorporasikan para petani dalam lahan berskala besar sehingga memiliki potensi ekonomi yang lebih besar. Menurut dia, para petani juga perlu dilibatkan dalam proses bisnis atau penjualan hasil pertanian dari hulu hingga hilirnya.
"Kuncinya menurut saya ada di bagaimana mengkonsolidasikan petani agar memiliki skala yang besar. Skala ekonomi yang besar. Economic skill. Artinya apa? Kita harus korporasikan petani," ujar Jokowi di Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/9).
Jokowi mengatakan, nilai tukar para petani menjadi hal yang sangat penting agar mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun, mereka juga harus terlibat dalam proses bisnis, baik dari pengolahan hingga penjualan hasil pertanian mereka. "Keuntungan yang besar itu ada di proses bisnisnya. Proses agrobisnisnya. Oleh sebab itu, itulah yang menjadi konsentrasi kita," kata dia.
Menurut Presiden, para petani dengan lahan berskala kecil tak bisa bekerja sendiri-sendiri untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Karena itu, korporasi para petani menjadi kunci utama untuk meningkatkan keuntungan.
"Mereka (Petani) apalagi tanahnya hanya kecil-kecil, hanya 0,3 hektar, hanya 0,25 hektare, kalau kita tidak mengkonsentrasikan, bagaimana menaikkan keuntungan petani dengan nilai tukar petani yang selalu kita lihat," ujarnya.
Untuk membentuk korporasi, berbagai peralatan dan perlengkapan yang lebih modern pun harus disiapkan. Aplikasi-aplikasi modern tersebut diperlukan untuk menyiapkan benih, proses pengolahan hasil panen, hingga proses distribusi ke konsumen. "Ajari petani-petani kita untuk bisa mengarah ke sana. Tidak mungkin nilai tukar petani itu naik, nilai tukar nelayan naik kalau tidak petani itu kita korporasikan... Dari hulu sampai hilir mereka punya," kata Jokowi.
Salah satu bentuk korporasi petani ini, kata Jokowi, juga sudah didirikan di Sukabumi, yakni Koperasi Arromah PT BUMR Pangan Terhubung Pasirhalang, di Sukaraja, Sukabumi yang juga beroperasi menggunakan teknologi dan aplikasi yang modern. Jokowi berharap korporasi tersebut dapat menjadi korporasi percontohan bagi para petani sehingga dapat memperbaiki kesejahteraan petani. Bentuk korporasi dalam skala besar ini diharapkannya juga dapat diterapkan di sektor pertanian lainnya, termasuk sektor peternakan dan perikanan.