REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Kemaritiman) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut sudah ada porsi yang ditentukan untuk pendanaan light rail transit (LRT). Salah satu perbankan yang siap memberikan pendanaan untuk proyek ini adalah Bank CIMB Niaga
"Itu ada dari CIMB Niaga mau masuk. Tadi sudah bilang. Ada Rp 2 triliun," kata Luhut ditemui di Istana Negara usai Sidang Kabinet, Selasa (29/8).
Total biaya yang dibutuhkan untuk membangun pra sarana LRT Jabodebek ditaksi mencapai Rp 21,7 triliun. Nilai ini belum ditambah sarana Rp 5 triliun sehingga total pendanaan LRT Jabodebek bisa mencapai Rp 26,7 triliun. PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) dalam hal ini bertindak sebagai investor.
Skema pendanaan proyek LRT Jabodebek saat ini meliputi, Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada KAI sebesar Rp 5,6 triliun tahun depan, ditambah dengan PMN KAI tahun lalu sebesar Rp 2 triliun menjadi Rp 7,6 triliun. Sedangkan sisanya akan didapatkan melalui pinjaman dari bank atau sekitar Rp 19,1 triliun.
Luhut mengonfirmasi porsi pendanaan dari bank turun dua triliun rupiah dari total pembiayaan sekarang karena ada investor dari Singapura yang akan ikut andil membiayai proyek LRT.
Selain soal pendanaan modal, Luhut memastikan saat ini masih masih banyak peraturan pendukung yang belum ada. Sebab, kata dia, Indonesia baru pertama kali membuat LRT sehingga perlu dibuat agar lancar untuk proyek selanjutnya di saerah lain jika ingin ditiru.