REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluang usaha bisa didapat dari mana saja. Itulah yang coba digali oleh Anita (25 tahun), seorang ibu rumah tangga yang mempunyai semangat tinggi untuk menjadi perempuan mandiri dan berdaya.
Dia mencoba untuk terus melihat peluang bisnis yang datang dan tak pernah ragu untuk memulai. Pertama kalinya, dia memulai bisnis daur ulang kertas karton bekas untuk disulap menjadi sebuah tas kertas yang cantik dan bernilai jual lebih tinggi. Usaha ini dia jalankan bermula dari coba-coba. Awalnya, dia pernah mendapatkan pelatihan di Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tentang membuat tas dari kertas bekas.
Anita melihat peluang dalam bisnis ini, dia pun memulai mencoba membuat tas kertas dari bahan karton bekas. Kemudian dia pasarkan ke toko-toko terdekat dan juga pasar tradisional yang menjual kosmetik atau aneka pernak-pernik di sekitar tempat tinggalnya, yang sekiranya membutuhkan tas kertas buatannya.
Tak disangka, antusiasme dari konsumen ternyata cukup positif. Dengan harga dan kualitas yang bersaing dari supplier lain, paper bag buatan Anita pun mulai laris di pasaran. Dia lantas terus mengembangkan usaha ini dengan tekun. “Saya dulu sehari paling satu karung kecil karena bahan bakunya terbatas kan nggak ada banyak modal. Pas 2016 saya dapat pinjaman dari Amartha, baru saya bisa produksi lebih banyak sampai lima karung besar seminggu," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (28/8).
Amartha merupakan perusahaan P2P lending Indonesia yang terus fokus memberikan akses keuangan merata pada masyarakat di piramida terbawah, khususnya mereka, masyarakat unbanked yang tidak mendapatkan akses keuangan formal melalui perbankan layaknya Anita. Dengan dorongan modal yang diberikan, Anita telah berhasil menjadi perempuan yang mandiri dan menambah pemasukan ekonomi keluarga sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga menjadi lebih baik.
Terbukti, kini dia juga telah mendorong usaha sang suami dengan memberikan bantuan modal untuk mengembangkan usaha suaminya menjadi lebih maju. Dari usaha buat tas kertas, Anita bisa mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk membuka satu usaha lagi. "Alhamdulillah saya bisa beli sound system tambahan buat usaha yang dikelola suami. Jadi sekarang banyak yang sewa karena masih baru alatnya dan banyak. Jadi satu hari bisa ke dua sampai tiga tempat,” kata dia.
Kini Anita bukan lagi ibu rumah tangga biasa, karena dia telah menjadi seorang ibu yang mandiri dan berdaya. Berkontribusi pada kesejahteraan keluarga dan terus berusaha untuk hidup dengan lebih baik dan sejahtera. “Saya bersyukur bisa dapat modal dari Amartha karena saya nggak punya apa-apa buat jaminan kalau pinjam ke bank. Alhamdulillah usaha saya makin berkembang berkat modal dari Amartha," ujarnya.
Hingga kini Amartha telah mengucurkan dana lebih dari Rp 107 miliar kepada lebih dari 41 ribu mitra di berbagai pelosok pedesaan yang tersebar di wilayah Pulau Jawa. Dengan visinya untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indinesia, Amartha akan terus fokus dan semangat, menciptakan semangat ekonomi inklusif di Indonesia dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.