Kamis 24 Aug 2017 18:25 WIB

Perbanas: Kebocoran Data Nasabah dari Belanja Online

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
 Warga memilih barang menggunakan web aplikasi belanja online di Jakarta, Rabu (25/11).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga memilih barang menggunakan web aplikasi belanja online di Jakarta, Rabu (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo menyatakan, bocornya kerahasiaan data perbankan kemungkinan karena nasabah terlalu banyak bertransaksi di perdagangan daring atau e-commerce. Hal itu menanggapi ditangkapnya pelaku penjualan data nasabah perbankan oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri, belum lama ini.

"Makanya jangan terlalu sering memasukkan data di website-website berbeda. Nanti jadinya mudah tersebar," ujar Kartika kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/8).

Menurutnya, transaksi berulang di tempat berbeda itu membuat data nasabah mudah bocor. Ia mengatakan, dalam perkembangan e-commerce serta layanan digital, keamanan memang jadi isu utama.

"Kita memang harus bekerja sama dengan ekosistem seperti merchant-merchant. Jadi bukan hanya dengan regulasi dan bank saja," kata Kartika.

Direktur Utama Bank Mandiri ini juga mengatakan, masyarakat harus terus diedukasi dengan baik. Dengan begitu mereka tidak sembarangan menulis data saat bertransaksi.

"Kita imbau juga ke e-commerce supaya hati-hati dalam lakukan pendaftaran secara online," ujarnya. Kartika menuturkan, ke depan perbankan akan membuat lebih sedikit mesin EDC, sebab selama ini di beberapa tempat, nasabah harus melakukan swipe kartu dua kali baik di mesin EDC maupun di pos register merchant bersangkutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement