Rabu 16 Aug 2017 09:05 WIB

Mentan Beri Penghargaan 15 Petani dan Penyuluh Teladan

Kementerian Pertanian (Kementan) tahun ini kembali memberikan penghargaan kepada petani, kelembagaan ekonomi petani, penyuluh pertanian dan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan yang berprestasi.
Foto: kementan
Kementerian Pertanian (Kementan) tahun ini kembali memberikan penghargaan kepada petani, kelembagaan ekonomi petani, penyuluh pertanian dan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan yang berprestasi.

REPUBLIKA.CO.ID,⁠⁠⁠ JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) tahun ini kembali memberikan penghargaan kepada petani, kelembagaan ekonomi petani, penyuluh pertanian dan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan yang berprestasi. Tahun 2017  ini, pemerintah memberikan kepada 15 teladan dan berprestasi dengan masing-masing mendapatkan hadiah Rp 20 juta.

Untuk kelembagaan ekonomi petani yakni, Koperasi Tani Margo Dadi, Gunung Kidul (Di Yogyakarta), Koperasi Tani Syariah Harapan Bersama, Lombok Barat (NTB) dan Koperasi Tani Teobromo, Sigi (Sulawesi Tengah). Adapun untuk petani berprestasi Asep Halim Jamaludin (Ciamis, Jawa Barat),  Mursidin (Lombok Barat, NTB) dan Karel P. Peternak Sapi (Kota Jayapura, Papua).

Sedangkan penghargaan untuk penyuluh pertanian teladan diberikan kepada Nurul Aida (Penyuluh Pertanian Aceh Besar, Aceh), Rudi Efendi Hasibuan (THLTBPP Serdang Bedagai, Sumatrae Utara), dan Herlina (penyuluh Pertanian Lampung Timur, Lampung).

Untuk Balai Penyuluhan Kecamatan berprestasi, penghargaan diberikan kepada BPP Medan Krio (Sumatera Utara), BPP Sungai Kunyit (Mempawah, Kalimantan Barat), BPP Marioriwawo (Sopeng, Sulawesi Selatan). Sisanya adalah pemenang lomba karya ilmiah dosen STPP.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dalam sambutannya mengatakan, pertanian Indonesia kini sudah maju. Bahkan kini Indonesia tak impor beras dan jagung lagi. “Produksi padi dan jagung kita mengalami lompatan besar, sehingga kita tidak impor. Kita ini negara yang sustainable agriculture nomor 16, bahkan Amerika Serikat saja nomor 19,” ujarnya.

Selain komoditas pangan, Amran juga menegaskan, bahwa pemerintah juga berkomitmen untuk mengembalikan kejayaan perkebunan, terutama rempah-rempah. Saat ini ada alokasi anggaran sebanyak Rp 5,5 triliun untuk perkebunan dan hortikultura. “Ini pertama dalam sejarah perkebunan kita,” ujarnya.

Amran menampik bahwa pemerintah tidak menyayangi petani. Justru kata Amran, pemerintah sangat menyayangi petani. Salah satu buktinya, kata Amran adalah program asuransi pertanian untuk melindungi petani dari gagal panen. Begitu juga bantuan pemerintah untuk memperbaik 3 juta hektare irigasi yang rusak.

Contohnya di Jawa Barat, kini sawah beririgasi bertambah. Belum lagi bantuan alat mesin pertanian yang jumlahnya cukup besar, bahkan naik 2.000 persen. “Petani yang biasanya pakai cangkul, sekarang sudah pakai alsintan,” katanya.

Sedangkan untuk menjaga harga jual, Amran mengatakan, pemerintah telah menetapkan harga dasar. Misalnya, bawang merah pemerintah tetapkan Rp 15.000/kg. Sementara untuk menjaga harga gabah petani, selain ada harga pembelian pemerintah (HPP), pemerintah telah mengeluarkan kebijakan agar Bulog membeli gabah petani di luar kualitas. Bahkan Bulog juga bisa membeli gabah yang berada di atas kualitas HPP dengan cara komersial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement