REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—PT Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) IV telah melakukan langkah- langkah untuk mengantisipasi kelangkaan gas LPG 3 kilogram di sejumlah wilayah di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Selain menambah pasokan LPG bersubsidi dari jumlah kebutuhan normal, PT Pertamina MOR IV juga bakal menggelar operasi pasar di sejumlah lokasi. Terutama di lokasi yang saat ini masih terjadi kelangkaan.
Area Manager Communication and Relations Pertamina Jawa Bagian Tengah, Andar Titi Lestari mengatakan, selama ini alokasi gas LPG 3 kilogram untuk wilayah Kabupaten Boyolali mencapai 769.480 tabung. Menyusul terjadinya 'kelangkaan' gas LPG 3 kilogram di tingkat pengecer di daerah ini, Pertamina MOR IV telah menambah pasokan hingga 38.400 tabung LPG 3 kilogram untuk periode 12 hingga18 agustus 2017.
“Dengan penambahan ini, Pertamina telah menambah sebanyak 5 persen dari alokasi normal LPG bersubsidi ini,” kata Andar di Semarang, Selasa (15/8).
Selain upaya ini, lanjutnya, Pertamina MOR IV juga akan menggelar operasi pasar guna mengendalikan kebutuhan masyarakat. Di sejumlah lokasi yang sampai saat ini masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan gas komoditas rumah tangga ini.
Operasi pasar akan dilaksanakan, pada hari Rabu (16/8) secara serentak di 14 lokasi yang ada di wilayah Kabupaten Boyolali. Untuk itu telah disiapkan gas LPG 3 kilogram sedikitnya 15.120 tabung. “Kami juga berharap, upaya ini akan mampu menangani persoalan kelangkaan gas LPG 3 kilogram yang saat ini masih dirasakan oleh masyarakat di sejumlah wilayah di Kabupaten Boyolali,” lanjutnya.
Andar juga menambahkan, sulitnya warga mendapatkan LPG 3 kilogram di sejumlah wilayah di Kabupaten Boyolali murni dipicu oleh lonjakan kebutuhan gas LPG bersubsidi ini. Lonjakan kebutuhan gas abung melon ini salah satunya dipicu oleh tumbuhnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di daerah ini. Sehingga konsumsi gas LPG 3 kilogram ini juga meningkat.
Selain itu, lonjakan kebutuhan ini juga dipicu oleh banyaknya masyarakat yang menggelar hajat pernikahan maupun khitanan. Bagi sebagian masyarakat, saat ini merupakan waktu yang tepat (hari baik) untuk menggelar hajat.
Menurutnya, hal ini cukup mempengaruhi konsumsi gas LPG bersubsidi di masyarakat. “Sehingga terjadi lonjakan konsumsi dari kebutuhan normal harian,” tandasnya.
Sebelumnya, masyarakat di sejumlah wilayah di Kabupaten Boyolali mulai kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kilogram di sejumlah pengecer. Kondisi ini sudah berlangsung dalam dua pekan terakhir. Akibat kekosongan ini, harga gas LPG 3 kilogram di sejumlah pengecer melonjak hingga mencapai Rp 22 ribu per tabung.
"Kami kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kilogram, di sejumlah pengecer. kalaupun ada harganya bisa sampai Rp 22 ribu per tabung," ungkap Suratmin (47), warga Ampel, Kecamatan Ampel.