REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan global spesialis di bidang manajemen energi dan automasi, Schneider Electric bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan Prancis meningkatkan kualitas tenaga ahli kelistrikan. Ketiganya baru saja menandatangani nota kesepahaman untuk membangun Center of Excellence sebagai pusat pelatihan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang kelistrikan.
"Schneider Foundation menyalurkan bantuan sebesar 1,5 juta euro (setara Rp 23,57 miliar) untuk Indonesia," kata Country President Schneider Electric Indonesia, Xavier Denoly secara tertulis, Selasa (15/8).
Bantuan ini, kata Denoly untuk mengembangkan kurikulum dan sistem pendidikan bertaraf internasional yang meghubungkan dunia akademis dengan kebutuhan industri. Kerja sama yang menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini pada akhirnya membantu menyiapkan siswa Indonesia untuk bekerja di sektor kelistrikan.
Pemerintah pusat tengah mengembangkan proyek 35 ribu megawatt (MW). Pesatnya pertumbuhan industrialisasi menjadi tantangan di bidang pengelolaan energi di mana Indonesia di masa depan akan sangat membutuhkan tenaga ahli dengan pengetahuan dan keterampilan tingkat dunia di bidang kelistrikan, automasi, dan energi terbarukan.
Center of Excellence Schneider Eelctric Indonesia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini menjadi pusat pelatihan bagi para guru dari beberapa SMK di Indonesia. Tenaga pengajarnya merupakan ahli lokal dan tenaga ahli dari Prancis. Hasil akhirnya adalah kurikulum khusus disesuaikan dengan Standar Kompetensi Nasional Indonesia (SKKNI), disusul perbaikan laboratorium di 184 SMK secara bertahap enam tahun ke depan.
Kementerian Pendidikan juga berencana menerapkan masterplan revitalisasi pendidikan kejuruan untuk mempromosikan pengembangan keterampilan kerja para siswa berdasarkan permintaan industri. Pemerintah juga akan membantun platform modern untuk pelatihan kejuran di bidang elektrikal, automasi, dan energi terbarukan.