REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham di Wall Street berakhir lebih tinggi pada Senin (14/8) atau Selasa (15/8) pagi WIB, karena ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Korea Utara berkurang. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 135,39 poin atau 0,62 persen menjadi ditutup pada 21.993,71 poin.
Sementara itu, indeks S&P 500 bertambah 24,52 poin atau 1,00 persen menjadi berakhir di 2.465,84 poin, dan indeks Komposit Nasdaq ditutup naik 83,68 poin atau 1,34 persen menjadi 6.340,23 poin.
Pasar ekuitas AS menyerah lebih dari satu persen pekan lalu, karena ketegangan antara Amerika Serikat dan Republik Demokratik Rakyat Korea meningkat. Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengeluarkan sebuah peringatan kepada Korea Utara yang tampaknya mengancam perang nuklir dengan negara Asia tersebut. Sebagai tanggapan, Korea Utara memperingatkan penyerangan preemptif terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Guam di Pasifik.
Para analis mengatakan pasar berbalik naik atau rebound pada Senin (14/9) dari kemunduran pekan lalu, di tengah berkurangnya ketakutan akan konflik militer. Ketakutan perang berkurang selama akhir pekan karena para pemimpin militer AS mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan sebuah respon terhadap sebuah serangan, namun lebih memilih diplomasi, kata Chris Low, kepala ekonom FTN, pada Senin (14/8).
Beberapa pedagang juga mengatakan pergerakan pasar tampak mencerminkan kecenderungan investor untuk membeli saham setelah mundur. Indeks Volatilitas CBOE, yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari ketakutan di pasar, anjlok 20,50 persen menjadi 12,33 pada Senin (14/8).
Sementara itu, tidak data ekonomi AS yang dirilis pada Senin (14/8). Di luar negeri, ekonomi Jepang tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 4,0 persen pada kuartal April-Juni, lebih kuat dari perkiraan, Kantor Kabinet mengatakan pada Senin (14/8).