Senin 14 Aug 2017 21:56 WIB

Menteri Susi Ajak Masyarakat Memahami Laut Indonesia

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) dan Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (tengah) menebar benih ikan lele sistem bioflok di SMA Trensains Tebuireng di Desa Jombok, Ngoro, Jombang, Jawa Timur, Ahad (13/8).
Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) dan Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (tengah) menebar benih ikan lele sistem bioflok di SMA Trensains Tebuireng di Desa Jombok, Ngoro, Jombang, Jawa Timur, Ahad (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak berbagai kalangan masyarakat untuk benar-benar memahami kondisi laut Indonesia sehingga bisa segenap hati untuk menjaga dan merawatnya. 

"Jangan punggungi laut dan jadikan laut sebagai belakang rumah kita, di mana kita bisa membuang sampah sesuka hati kita," kata Menteri Susi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (14/8).

Sebelumnya, Menteri Susi juga telah mengajak berbagai pihak untuk menggelorakan "Laut Beranda Kita" sebagai upaya pemerintah melestarikan sumber daya laut. "Kita galakkan semboyan 'Laut Beranda Kita'," kata Menteri Susi saat berdialog bersama nelayan dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu.

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Susi masih menemukan banyak sampah plastik bertebaran di laut sehingga merusak keindahan dan mengancam kelestarian laut Natuna. Padahal, lanjutnya, jika laut dijadikan sebagai beranda rumah, maka otomatis masyarakat juga tidak akan membuang sampah sembarangan di laut.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan mempercepat pencapaian target kawasan konservasi laut seluas 20 juta hektare dari sebelumnya tahun 2020 menjadi lebih cepat dua tahun yaitu pada 2018. "Target kami tahun depan (2018) harus sudah tercapai 20 juta hektare kawasan konservasi laut," kata Sesdirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Agus Dermawan saat membuka lokakarya "Merayakan Sembilan Tahun Konservasi di Sunda Kecil" di Jakarta, Kamis (10/8).

Menurut Agus, percepatan tersebut sesuai dengan arahan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, antara lain karena bertepatan dengan penyelenggaraan "World Conference Oceans" atau Konferensi Samudera Dunia yang bakal digelar di Bali, Indonesia, pada 2018.

Dengan adanya penyelenggaraan itu, ujar dia, diharapkan pada saat ajang akbar itu, pemerintah dapat mendeklarasikan kawasan konservasi laut baru dengan luasan yang signifikan. "Ini PR (pekerjaan rumah) besar yang harus dicapai pada tahun depan," katanya, seraya menambahkan hal tersebut sejalan dengan misi KKP untuk mendorong perhatian berbagai pihak terhadap konservasi kawasan lautan khususnya di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil yang tersebar di berbagai daerah.

Agus teringat pada tahun 2000, hanya ada sekitar empat juta kawasan konservasi khusus di laut, namun pada saat ini jumlah tersebut telah mencapai hingga sekitar 17,98 juta hektare. Namun, dia menyadari jumlah 20 juta hektare itu masih jauh dari jumlah ideal karena para ahli lingkungan di tingkat internasional kerap menyatakan pentingnya 20-30 persen dari kawasan kritis ditetapkan sebagai kawasan konservasi, sedangkan Indonesia baru sekitar 17 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement