Ahad 13 Aug 2017 16:44 WIB

Pengembangan Mobil Listrik Perlu Dukungan Semua Pihak

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ilham Tirta
Ilustrasi Mobil Listrik
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Mobil Listrik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Ida Finahari menilai pengembangan mobil listrik yang menjadi rencana pemerintah perlu dukungan semua pihak. Ia mengungkapkan, dengan mempertimbangkan kondisi energi nasional dan komitmen Indonesia pada Paris Agreement, kelebihan penggunaan mobil listrik menjadi sangat menarik.

Ditjen EBTKE melalui Lintas EBTKE ke depan akan terus melakukan sosialisasi serupa untuk mengenalkan lebih dekat pengembangan energi baru terbarukan dan penerapan efisiensi energi pada para pemangku kepentingan. "Kami berharap diskusi ini dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai bagaimana teknologi mobil listrik yang sesungguhnya, prinsip kerja, serta strategi implementasinya apabila diterapkan di Indonesia," kata Ida melalui keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/8).

Product Planning Manager dari BMW Group Indonesia, Tami Notohutomo menjelaskan, pengembangan teknologi mobil listrik memerlukan lima hal utama, yakni dukungan pemerintah dan infrastruktur lokal, infrastruktur listrik yang stabil, jarak tempuh kendaraan yang memadai.

Ia menjelaskan, perlu adanya permintaan atau kesadaran dari konsumen akan mobil listrik serta teknologi yang menyesuaikan dengan budaya dan kebiasaan lokal. "Area yang cocok untuk mengembangkan e-mobility mungkin di Jabodetabek seperti Serpong dan Bali," kata Tami.

Lebih lanjut, Tami memaparkan kunci keberhasilan penerapan mobil listrik di Asia dan Negara maju lainnya antara lain pemberian insentif berupa pengurangan pajak bagi e-mobility dan pemiliknya serta lokasi parkir dan pengisian baterai gratis.

"Key players-nya di sini dari Pemerintah, antara Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, Kementerian LHK, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan dan juga BUMN seperti PLN. Kami akan mendukung dan selalu terbuka untuk berdiskusi," kata Tami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement