REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indosat Ooredoo mencatat kenaikan laba bersih 83,2 persen pada semester I 2017 menjadi Rp 784,2 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya, sebagai hasil kombinasi pencapaian pertumbuhan pendapatan dan efisiensi operasional perusahaan.
"Perusahaan juga berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan konsolidasian yang menggembirakan sebesar 8,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," demikian siaran pers PT Indosat Ooredoo yang diterima di Jakarta, Kamis (10/8).
Pendapatan konsolidasian tumbuh menjadi Rp 15,1 triliun, utamanya didukung oleh pertumbuhan pendapatan seluler sebesar 8,5 persen menjadi Rp 12,6 triliun. Pendapatan dari layanan data selular juga tumbuh pesat sebesar 39,4 persen menjadi Rp 6,8 triliun, memberi kontribusi sebesar 54,1 persen terhadap pendapatan selular.
Indosat Ooredoo berpendapat bahwa pertumbuhan ini dapat dipertahankan jika regulasi untuk formulasi tarif data dapat direalisasikan, mengingat perubahan perilaku konsumen yang bergerak ke penggunaan data secara signifikan dari penggunaan voice dan SMS.
Pencapaian pertumbuhan bisnis seluler juga tidak bisa dipisahkan dari keberhasilan mencatat pertumbuhan pelanggan seluler, karena jumlah pelanggan seluler pada semester 1 2017 mencapai 96,4 juta pelanggan, meningkat sebesar 15,9 juta pelanggan dibandingkan dengan semester I 2016 yang merupakan hasil dari penawaran program-program pemasaran menarik sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup pelanggan.
Hal ini juga tidak lepas dari dukungan jaringan telekomunikasi perusahaan, karena Indosat Ooredoo telah membangun 5.690 BTS tambahan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang 92 persen di antaranya merupakan BTS 3G dan 4G untuk menunjang pertumbuhan penggunaan data yang sangat tinggi.
Selain itu, inisiatif-inisiatif yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan juga telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Beban operasional perusahaan selama semester I 2017 meningkat 5,1 persen, di bawah tingkat pertumbuhan pendapatan, sehingga perusahaan berhasil meningkatkan laba usaha sebesar 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi EBITDA, Indosat Ooredoo berhasil membukukan pertumbuhan EBITDA sebesar 10,5 persen menjadi Rp6,7 triliun (semester I 2016 Rp6,0 triliun), dengan marjin EBITDA meningkat sebesar 0,9 percentage point (ppt) menjadi 44,2 persen. EBITDA adalah pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
Total utang dari pinjaman bank dan obligasi juga mengalami penurunan sebesar Rp1,9 triliun atau menurun sebesar 8,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Porsi utang dalam denominasi dolar AS turun sebesar 67,2 persen dari 227,5 juta dolar AS (mewakili 14 persen dari total utang) pada Semester I 2016 menjadi sebesar 74,6 juta dolar AS (mewakili lima persen dari total utang) karena Indosat Ooredoo melanjutkan inisiatifnya untuk mengurangi pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang terhadap laba ataupun rugi bersih perusahaan. Penurunan total utang mengakibatkan penurunan biaya bunga sebesar 5,8 persen.