Rabu 09 Aug 2017 18:37 WIB

2022, BRI Targetkan Portofolio Kredit UMKM Capai 80 Persen

Direktur Utama Bank BRI Suprajarto (tengah) bersama Wadirut Bank BRI Sunarso (kanan), dan Direktur Bank BRI Haru Koesmahargyo saat konferensi pers pemaparan keuangan triwulan II Bank BRI di Jakarta, Kamis (3/8).
Foto: Republika/ Wihdan
Direktur Utama Bank BRI Suprajarto (tengah) bersama Wadirut Bank BRI Sunarso (kanan), dan Direktur Bank BRI Haru Koesmahargyo saat konferensi pers pemaparan keuangan triwulan II Bank BRI di Jakarta, Kamis (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggelar public expose di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (9/8). Kegiatan yang diselenggarakan di sepuluh kota di Indonesia ini merupakan salah satu rangkaian dari Public Expose Marathon 2017 yang diinisiasi oleh BEI, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Wakil Direktur Utama Bank BRI, Sunarso, mengatakan secara konsisten perseroan mampu tumbuh dan menjaga kinerja positif. Pangsa pasar pinjaman BRI pada 2003 sebesar 10,8 persen dan di akhir 2016 naik menjadi sebesar 14,5 persen.

Pangsa pasar simpanan juga tercatat mengalami kenaikan. Pada 2003, pangsa pasar simpanan BRI 8,6 persen dan di 2016 tercatat 14,9 persen. Tidak hanya kredit dan simpanan, pangsa pasar laba bersih BRI juga mengalami kenaikan. Pada 2003, pangsa pasar laba bersih BRI dari semula sebesar 11,3 persen di 2003 menjadi 24,17 persen di akhir 2016.

“Data ini menunjukkan bahwa selama ini kinerja Bank BRI selalu tumbuh dari puncak ke puncak serta tidak pernah mengalami negative growth,”  kata Sunarso dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (8/8).

Salah satu pendorong utama kinerja BRI selama ini adalah segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Penyaluran kredit di akhir Juni 2017 tercatat senilai Rp 687,9 triliun atau tumbuh 11,8 persen dari penyaluran kredit di akhir Juni 2016 sebesar Rp 615,5 triliun. Dari seluruh kredit yang disalurkan BRI, 74,4 persen diantaranya atau senilai Rp 490 triliun disalurkan ke segmen UMKM. “Target kami, porsi pembiayaan ke segmen UMKM selalu meningkat dan pada 2022 portofolio kredit UMKM mencapai 80 persen dari seluruh total kredit yang disalurkan oleh Bank BRI,” ujar Sunarso.

Fokus dan komitmen BRI terhadap pemberdayaan UMKM tidak terlepas dari fakta bahwa UMKM berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian nasional dan penyerapan tenaga kerja serta memiliki andil dalam pemerataan hasil pembangunan. Selain itu, UMKM berperan menjadi pegas apabila menghadapi kondisi ekonomi yang sedang krisis.

Berdasarkan data BRI pada 2014, dari 56,4 juta UMKM yang ada di Indonesia, baru 30 persen yang mampu mendapatkan akses pembiayaan. "Ini tentunya merupakan potensi yang masih sangat besar bagi Bank BRI untuk turut serta dalam memberdayakan UMKM,” kata Sunarso.

BRI menargetkan diri menjadi The Most Valuable Bank in South East Asia pada 2022. Beberapa strategi yang akan ditempuh BRI diantaranya meningkatkan dominasi di segmen mikro, memperkuat bisnis di segmen ritel, menengah dan konsumer, meningkatkan komposisi CASA melalui transaksi bank, serta meningkatkan kontribusi dari perusahaan anak. Saat ini BRI memiliki lima perusahaan anak, diantaranya BRI Syariah, BRI Agro, BRI Life, BRI Remittance dan BRI Finance.

Terkait kinerja saham, hingga akhir Juni 2017 tercatat BRI memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 376,2 triliun. Adapun komposisi pemegang saham BBRI tercatat dimiliki oleh pemerintah sebanyak 56,75 persen dan sisanya sebanyak 43,25 persen dimiliki oleh publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement