Selasa 08 Aug 2017 18:36 WIB

Pertamina Targetkan Pipa Untuk Blok JTB Selesai 2018

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana pengeboran sumur di masa transisi alih kelola ke PT Pertamina Hulu Mahakam, di RIG Maera, South Tunu, Blok Mahakam, Kalimantan Timur, Senin (7/8). PT Pertamina Hulu Mahakam telah ditunjuk pemerintah menjadi pengelola wilayah kerja Blok Mahakam yang berlaku efektif 1 Januari 2018, setelah berakhirnya masa kontrak Production Sharing Contract (PSC) Mahakam dalam pengelolaan Total E&P Indonesie pada akhir 2017.
Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara
Suasana pengeboran sumur di masa transisi alih kelola ke PT Pertamina Hulu Mahakam, di RIG Maera, South Tunu, Blok Mahakam, Kalimantan Timur, Senin (7/8). PT Pertamina Hulu Mahakam telah ditunjuk pemerintah menjadi pengelola wilayah kerja Blok Mahakam yang berlaku efektif 1 Januari 2018, setelah berakhirnya masa kontrak Production Sharing Contract (PSC) Mahakam dalam pengelolaan Total E&P Indonesie pada akhir 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Pertamina persero akan menyelesaikan pembangunan pipa gas blok Jambaran Tiung Biru (JTB) pada 2018 mendatang. Hal ini mengingat pembeli dari produksi gas JTB sudah ada, yaitu PLN. Direktur Gas, PT. Pertamina, Yenny Andayani menjelaskan pihaknya sudah memulai konstruksi dari jaringan pipa tersebut yang nantinya akan langsung menyambung ke pembangkit PLN.

"Pipa diharapkan 2018 pertengahan pipa sudah jadi," ujar Yenny di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (8/8).
 
Yenny menjelaskan pihak Pertamina dan PLN sudah sepakat untuk harga jual beli produksi gas JTB sebesar 7,2 dolar per mmbtu. Harga ini didapat setelah kedua belah pihak melakukan negoisasi. Yenny mengatakan pihaknya sudah menurunkan Capital Expenditur (Capex) sebesar 250 juta dolar amerika untuk bisa membuat harga jual gas tersebut masuk dalam keekonomian PLN.
 
"Untuk harga di plain gate, harga gas di tiung 7,6 dolar amerika. Kita sudah sepakat," ujar Yenny.
 
Yenny mengatakan blok Jambaran Tiung Biru tersebut dijadwalkan akan mulai onstream pada 2020 mendatang. Pihaknya mengatakan konstruksi akan mulai dilakukan pada 2017 dan dalam jangka waktu 26 bulan blok tersebut sudah bisa melakukan produksi.
 
PLN dan Pertamina membuat kesepakatan jual beli gas tersebut selama tiga puluh tahun kedepan. Harga yang akan didapat oleh PLN dari produksi JTB tesebut sebesar 7,2 dolar amerika per mmbtu flat sepanjang kesepakatan kontrak.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement