REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membantah informasi bahwa harga tarif dasar listrik Indonesia termahal di dunia.
"Mahal di dunia? Saya rasa tidak. Malah harga listrik kita lebih rendah dari yang tertinggi di dunia. Sama Singapura, Malaysia, kita malah lebih rendah," kata Sekretaris Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Agoes Triboesono di Jakarta, Senin (7/8).
Ia menjelaskan bahwa secara penawaran infrastruktur tenaga listrik, Indonesia lebih menarik dibandingkan dengan negara lainnya, misal di tingkat ASEAN. Selain itu, pada saat ini kondisi internal Indonesia untuk pengembangan tenaga listrik dinilai lebih bagus daripada periode sebelumnya.
Ia menganggap jika ada penelitian tentang perbandingan harga listrik dan menempatkan Indonesia tarifnya paling mahal di dunia maka penelitian tersebut kurang valid atau belum jelas dalam melihat semua variabel yang dilibatkan.
Harga jual listrik kepada masyarakat saat ini per Juli 2017 dibanderol kisaran Rp 1.352 per kWh dibandingkan dengan Desember 2016, harga per kWh adalah Rp 605. Apabila dibandingkan dengan Malaysia, Negeri Jiran tersebut memiliki harga jual listrik ke masyarakat sebesar Rp 1.360 per kWh.
Dilihat lagi dengan negara yang lebih maju, tarif listrik di Amerika Serikat rata-rata tarif listriknya adalah sebesar 10,42 dolar AS per KWH, sementara di Indonesia lebih murah 40 sen atau sebesar 10,2 dolar AS per KWH. Tarif dasar listrik non-subsidi per Agustus 2017 adalah Rp 1.467,28 per kWh. Sedangkan untuk golongan 900 VA yang baru saja mengalami pencabutan subsidi, berlaku tarif sedikit lebih rendah yaitu Rp 1.352 per kWh. "Di ASEAN saja harga kita masih kompetitif, bagaimana bisa paling mahal di dunia? Itu tidak valid, tidak benar. Coba saja liat atau cek langsung di sumber-sumber resminya, pasti kita tidak termahal," ujarnya.