REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan tahun depan proyek light rail transit (LRT) bisa masuk ke tahap penyelesaian. Pada awal 2019, ditargetkan proyek LRT bisa selesai dan sudah diuji untuk selanjutnya dapat digunakan pada Mei 2019.
Dengan target tersebut, Luhut yakin LRT bisa menarik investor. "Sekarang saja sudah menarik dengan lihat struktur finansial yang sekarang," kata Luhut saat meninjau KRT di Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (4/8).
Luhut menilai, investor sudah tidak ragu lagi apabila Pemerintah Indonesia mengubah cara penanganan proyek LRT. Sebab, kata dia, efisiensi pengeluaran dan kesalahan proyek sudah detil. Alasan itu yang membuat Luhut yakin investor akan tertarik dengan proyek LRT. "Kalau begitu kan orang mau menaruh duitnya, jadi ada dana macam-macam lah," ujarnya.
Tak hanya soal investor, Luhut mengatakan dampak LRT juga akan berimbas kepada kemacetan di jalan raya. Melalui pembangunan LRT, Luhut yakin pemerintah akan menjamin kemacetan di DKI Jakarta akan terus berkurang. Hal ini lantaran akses transportasi lainnya lebih mendukung.
Meski diprediksi bisa mengurangi macet, semua pihak terkait harus tetap disiplin dan Kementerian Perhubungan juga perlu membuat transit oriented development (TOD). TOD ini berfungsi memberikan akses bagi orang yang ingin naik LRT untuk menyimpan kendaraannya. "Tapi apakah bisa mengurangi semuanya? Kalau semua ya tidak, tapi mengurangi saya pikir akan signifikan," kata Luhut.
LRT dibangun dengan menggunakan sistem persinyalan moving block yang sebelumnya direncanakan mengunakan fixed block. Dengan perubahan persinyalan itu, nantinya LRT bisa mengangkut 465 ribu orang per harinya.