REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Juli 2017. NTP Juli tercatat mengalami kenaikan 0,12 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 100,65.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan penyebabkenaikan NTP karena indeks harga yang diterima petani (It) juga naik. Indeksharga yang diterima petani ini naik 0,26 persen lebih besar dari indeks hargayang dibayar petani (Ib) sebesar 0,14 persen, kata Suhariyanto di kantor BPS,Selasa (1/8).
Kenaikan NTP ini, jelas Suhariyanto, menunjukkan bahwa daya beli petani di pedesaan semakin positif . Sebab, lanjut dia, semakin tinggi NTP maka semakin kuat juga tingkat kemampuan petani.
NTP di Jawa Timur mengalami kenaikan tertinggi mencapai 0,89 persen dibandingkan provinsi lainnya. Sementara di Sulawesi Tenggara mengalami penurunan terbesar hingga 1,40 persen.
Suhariyanto mengatakan kenaikan NTP pada Juli 2017 ini dipengaruhi beberapa sektor. "Di sektor hortikultura paling besar mencapai 0,58 persen. Sedangkan di sektor perkebunan rakyat turun 0,49 persen," tuturnya.
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah pertanian(NTUP) nasional pada Juli 2017 sebesar 109,75. Angka itu memperlihatkan adanya kenaikan sebesar 0,15 persen dibandingkan NTUP bulan sebelumnya.