REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Niaga elektronik atau e-commerce di Indonesia dinilai memiliki potensi besar. Meski terbilang baru, e-commerce nyatanya bisa bersaing dengan transaksi jual-beli konvensional.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan perkembangan e-commerce tidak bisa dilihat dari kacamata investasi. "Kalau investasi untuk belanja online ini sebenarnya relative tidak membutuhkan biaya besar, tapi omzetnya cukup besar," kata Deputi Bidang Pengendalian BKPM Azhar Lubis kepada Republika, Senin (31/7).
Dia mengatakan sektor niaga elektronik bentuk investasinya tidak sama seperti bidang lainnya yang memang membutuhkan investasi besar. Yang perlu dipersiapkan adalah software yang tepat. Begitu juga dengan sumber daya manusianya yang trampil dan sesuai dengan niaga elektronik.
CEO e-commerce Excellentmall.co.id Ellies Sutrisna mengakui sumber daya manusia dan software merupakan kebutuhan utama. Ia mengatakan perkembangan e-Commerce didukung pemerintah dengan mendorong para pelaku Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) juga harus belajar digital.
"Pasar niaga elektronik yang semakin hari sudah terus meningkat. Dibanding konvensional," katanya.