Senin 31 Jul 2017 15:46 WIB

AAJI: Distribusi Agen Jadi Penopang Industri Asuransi Jiwa

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Asuransi Jiwa
Foto: pixabay
Ilustrasi Asuransi Jiwa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim menyatakan, distribusi agen masih menjadi penopang dalam industri asuransi jiwa di Tanah Air. Maka profesionalisme dan kompetensi agen asuransi perlu ditingkatkan.

Pada kuartal pertama 2017, sebanyak 38,3 persen dari total premi yang berhasil dikumpulkan oleh industri asuransi jiwa nasional merupakan kontribusi jalur distribusi keagenan. Total premi pada kuartal I tahun ini pun mencapai Rp 42,58 triliun.

Sementara dari sisi jumlah agen, AAJI mencatat sampai Maret 2017, terdapat 566.356 agen asuransi jiwa berlisensi. Jumlah itu naik 15,2 persen dibandingkan pada 2016.

Hendrisman menegaskan, salah satu cara asosiasi meningkatkan kompetensi agen yakni dengan mendorong perusahaan asuransi jiwa mendaftarkan agennya ke komunitas Million Dolar Round Table (MDRT). Hanya saja ia menilai masih banyak yang enggan melakukannya, karena harus membayar biaya pendaftaran sebesar 550 dolar AS.

"Maka kita tengah mencari solusi agar agen kita lebih mudah masuk MDRT," ujar Hendrisman, kepada wartawan di Jakarta, Senin, (31/7). Salah satu caranya, kata dia, dengan menciptakan satu komunitas seperti MDRT namun tingkat lokal.

Country Chair MDRT Indonesia Aryani P Razik menilai, biaya pendaftaran tersebut bukanlah beban. Pasalnya, para agen yang bergabung akan mendapat benefit setimpal.

Ia menjelaskan, dalam MDRT, setiap agen diperkenalkan dengan tujuh konsep yang bisa diaplikasikan untuk menjadi agen profesional. Konsep itu meliputi relationship, health, education, career, service, financial, serta spiritual.

"Ketujuh konsep itulah yang membedakan anggota MDRT dengan agen asuransi pada umumnya," ujar Aryani di Jakarta, Senin, (31/7).

Dia menyebutkan, anggota MDRT Indonesia saat ini mencapai 1.367 atau meningkat 47 persen dibandingkan jumlah pada 2016.

Aryani menambahkan, dibandingkan Negara lain di Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi ketiga. Posisi pertama Filipina dengan jumlah agen yang masuk MDRT sebanyak 1.556 lalu kedua Thailand dengan total agen mencapai 1.541.

Dua tahun lalu, katanya, Indonesia sempat menempati posisi kedua. "Maka dalam tiga sampai lima tahun ke depan jumlah anggota MDRT Indonesia ditargetkan bisa tumbuh 10 sampai 15 persen per tahun. Sedangkan untuk tahun depan jumlahnya diharapkan bisa capai lebih dari 1.600 anggota," tutur Aryani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement