Jumat 28 Jul 2017 16:09 WIB

JK: Investasi Dana Haji di Infrastruktur Lebih Aman

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Tabungan haji menyimpan dana calon jamaah Haji
Foto: jurnalhaji.com
Tabungan haji menyimpan dana calon jamaah Haji

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, investasi dana haji untuk proyek infrastruktur dinilai lebih aman. Karena investasinya jangka panjang dan keuntungannya dapat lebih tinggi dari inflasi.

"Katakanlah jalan tol, kan bisa kalau keuntungannya 15 persen saja setahun itu kan akan lebih tinggi daripada inflasi. Harus diinvestasikan lebih tinggi dari inflasi kalau nggak ini bangkrut, orang bisa-bisa tidak jadi naik haji," ujar JK usai menghadiri Milad ke-54 Universitas Muhammadiyah Makassar, Jumat (28/7).

JK menjelaskan, dana haji yang diinvestasikan tersebut merupakan uang muka calon jamaah haji yang mendaftar pada tahun ini. Waktu tunggu calon jamaah haji untuk bisa berangkat ke Tanah Suci rata-rata lebih dari 10 tahun. Bahkan di Sulawesi Selatan waktu tunggunya bisa mencapai 35 tahun.

Menurut JK, jika dana tersebut mengendap terlalu lama maka akan ada risikonya. Apalagi ongkos naik haji dibayar dengan dolar AS yang nilainya fluktuatif.

"Ongkos naik haji itu dibayar dengan dolar (AS) kalau tidak diupayakan dia kena inflasi dan kena daya beli, karena itu harus diinvestasikan ke proyek yg menguntungkan yang juga umumnya terkait dengan dolar (AS)," kata JK.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin agar dana haji yang tersimpan di pemerintah bisa diinvestasikan untuk pembangunan infrastruktur. Hal ini disampaikan presiden usai melantik Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Badan Pelaksana Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (26/7) lalu.

Jokowi menekankan bahwa pengelolaan keuangan haji adalah hal yang paling penting. Nantinya, keuntungan dari investasi tersebut bisa dipakai untuk mensubsidi ongkos dan biaya haji sehingga lebih terjangkau oleh masyarakat. Menurutnya cara seperti ini sudah dipakai di negara lain sepeti Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement