REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Asosiasi Salak Sleman Prima Sembada, Maryono mengatakan, pihaknya mendapat bantuan dana pemerintah Selandia Baru. Bantuan itu untuk memperbaiki fasilitas rumah pengemasan salak, yang memang diimpor Selandia Baru dari Indonesia.
"Renovasi itu sebagai upaya peningkatan kualitas pengemasan yang memenuhi standar ekspor ke Selandia baru, target kita akhir Agustus packing house itu selesai direnovasi," kata Maryono, Rabu (26/7).
Ia menambahkan, Asosiasi Salak Sleman Prima Sembada tengah melaksanakan pelatihan selama tiga hari, tentang standarisasi mutu salak yang akan diekspor ke Selandia Baru. Selain itu, ada pelatihan hama dan penyakit yang tidak boleh masuk Selandia Baru.
Sebelumnya, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Trevor Matheson menuturkan, banyak dari masyarakat Selandia Baru yang belum pernah mengetahui salak. Karenanya, perlu ada sosialisasi yang baik untuk memperkenalkan buah salak kepada masyarakat.
Selain salak, ada buah tropis lain yang diimpor Selandia Baru dari Indonesia, yaitu manggis dan mangga. Setelah menilai jika salak itu merupakan buah yang seksi, ia mengaku antusias untuk mengimpor mangga sekaligus mengenalkan manggis ke Selandia Baru.
"Manggis sudah kita impor, sekarang kita akan impor salak dan setelah ini kita akan mengimpor juga mangga," ujar Matheson.