Kamis 20 Jul 2017 21:09 WIB

REI Minta Pemerintah Intervensi Harga Tanah

Buruh mengerjakan pembangunan rumah bersubsidi di salah satu perumahan di Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (29/2).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Buruh mengerjakan pembangunan rumah bersubsidi di salah satu perumahan di Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (29/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Real Estate Indonesia Jawa Tengah mengharapkan keterlibatan pemerintah dalam penentuan harga tanah di tingkat masyarakat. Saat ini, kata dia, harga tanah khususnya di Kota Semarang sangat tinggi.

"Bahkan sudah di luar jangkauan para pengembang," kata Wakil Ketua REI Jawa Tengah Bidang Pertanahan Wibowo Tedjo Sukmono, Kamis (20/7).

Ia mengatakan jika seharusnya komposisi harga tanah dari total harga jual rumah sebesar seperdelapan, saat ini sudah mencapai seperempat dari harga jual rumah.

"Oleh karena itu, kami berharap pemerintah bisa ikut andil, misalnya dalam menentukan harga jual maksimal tanah. Dengan demikian tidak akan ada gejolak harga, karena kalau dibiarkan seperti ini maka pengembang akan kesulitan mengembangkan perumahan," katanya.

Meski demikian, diakuinya, upaya tersebut tidak mudah dilakukan mengingat biaya pajak bumi dan bangunan (PBB) juga terus mengalami kenaikan. Wibowo mengatakan jika pada tahun lalu PBB masih di bawah Rp 150 ribu, saat ini sudah di kisaran Rp 200 ribu.

Mengenai hal itu, pihaknya sudah berupaya melakukan komunikasi dengan instansi terkait. Komunikasi tersebut tidak hanya dilakukan di instansi terkait Pemkot Semarang tetapi juga di daerah.

"Mereka pun sulit memberikan tanggapan positif khususnya mengenai PBB karena daerah juga ada target untuk pendapatan asli daerah," katanya.

Meski demikian, pihaknya akan kembali melakukan komunikasi dengan pemda setempat terkait keterlibatan pemda menentukan batas atas harga tanah.

"Kalau tidak demikian, pengembang akan kesulitan mengembangkan kawasan perumahan di perkotaan," katanya.

Sementara itu, pihaknya tidak memungkiri kenaikan harga tanah di Semarang menjadi wajar mengingat ketersediaan tanah kosong yang dapat digunakan untuk pembangunan kawasan perumahan semakin sempit.

"Menurut perhitungan kami, saat ini land banking yang ada di Semarang hanya di kisaran 10 persen. Itupun terbatas, kebanyakan di wilayah selatan, sebagian kecil di wilayah barat dan timur. Kalau utara jelas tidak mungkin karena sudah berbatasan dengan laut," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement