REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri mebel di dunia. Hal ini tidak lepas dari keunggulan kompetitif yang dimiliki Indonesia.
Hal tersebut dikatakan Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto dalam seminar bertajuk "Meningkatkan Daya Saing Industri melalui Inovasi Produk Ramah Lingkungan (Eco Friendly) dan Efisien" yang diselenggarakan PT Propan Raya di kota besar, Surabaya, Jakarta dan Semarang.
"Keunggulan tersebut kompetitif tersebut yakni dari ketersediaan bahan baku, tenaga kerja yang memadai dan desain yang beragam," ujar Panggah Susanto.
Namun demikian, masih banyak yang perlu diperbaiki untuk dapat menjadikan Indonesia sebagai pemain utama industri mebel dunia. Yakni memperbaiki sistem logistik bahan baku, produktivitas industri, inovasi produk, dan juga promosi yang lebih luas.
“Selain itu, peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik juga masih sangat besar," kata Panggah.
Persaingan dunia eksport mebel dan kerajinan dalam lima tahun terakhir memang sangat ketat sehingga membutuhkan inovasi. Cara-cara kreatif dan effisien serta strategi pemasaran yang tepat diperlukan untuk menjaring konsumen.
"Seminar ini perlu untuk memberikan edukasi agar para pelaku industri mebel dan kerajinan di Indonesia dapat bersaing secara global mengingat persaingan ketat industri mebel lima tahun terakhir ini," ujarnya.
Agus Purnama sebagai Ketua Seminar dalam keterangan tertulis mengatakan, melalui semintar ini PT Propan berharap kualitas mebel di Indonesia semakin berkualitas dan mampu bersaing di pasar global.
Sebagai perusahaan cat Nasional, Propan sudah fokus mengembangkan system finishing untuk kayu dan rotan sejak tahun 1979. Propan telah mendukung industri furniture/ mebel kualitas ekspor dengan harga lebih murah, namun lebih baik, karena cocok dengan iklim tropis, sehingga furnitur buatan Indonesia lebih bagus dan bisa bersaing di pasar internasional.