Selasa 18 Jul 2017 07:32 WIB

Mandiri dapat Tawaran Pembiayaan dari Lembaga Keuangan Asing

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Nasabah tengah menyetor uang di cabang Bank Mandiri. (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Nasabah tengah menyetor uang di cabang Bank Mandiri. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Mandiri menggandeng NongHyup Financial Group. Tujuannya untuk memperluas bisnis perseroan terutama di bidang pertanian.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, Nonghyup Financial merupakan perusahaan asal Korea Selatan yang bergerak di bidang keuangan khususnya di sektor agrikultur. Maka, Bank Mandiri ingin belajar banyak mengenai sektor tersebut.

"Kita ini kan belum paham detil tentang agrikultur, tapi kita harus laksanakan program pemerintah untuk salurkan KUR (Kredit Usaha Rakyat) ke sektor produktif seperti pertanian," tutur Kartika kepada wartawan, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin, (17/7).

Ia menambahkan, kerja sama meliputi transfer pengetahuan seperti membantu mengadakan pelatihan agrikultur untuk pegawai Bank Mandiri dan lainnya. Dirinya mengaku, NongHyup Financial pun menawarkan kerja sama pembiayaan kepada Bank Mandiri. Hanya saja belum ada kesepakatan resmi.

"Mereka tawarkan kita pembiayaan juga, tapi sebelum masuk ke pembiayaan kita mau menjadi bank yang expert dulu di bidang agrikultur," kata Kartika. Menurutnya, perseroan masih perlu mengkaji lebih dalam terkait kebutuhan pertanian di Indonesia.

Kartika mengatakan, saat ini strategi bank berpelat merah itu memang masih fokus ke kredit korporasi. Hanya saja ke depannya akan masuk lebih serius ke sektor pertanian.

"Pembiayaan ke agri kan kita harus lihat kapasitas kita karena skalanya harus besar untuk masuk ke sana. Mereka sih nawarin," kata Kartika. Ia menambahkan, berbeda dengan pembiayaan ke infrastruktur yang bisa langsung.

Tahun ini, sesuai amanat pemerintah untuk menyalurkan KUR ke sektor produksi sebanyak 40 persen, Kartika menegaskan, terus menjaga di porsi tersebut. "Plafon KUR dari pemerintah Rp 13 triliun, jadi 40 persennya sekitar Rp 5 triliun minimal kita salurkan ke sektor produksi termasuk pertanian atau lainnya," jelasnya.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement