Senin 17 Jul 2017 19:50 WIB

Ini Cara Mentan Membuat Anak Muda Tertarik dengan Pertanian

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Qommarria Rostanti
Petani memanen biji kopi robusta di Bengkolan Dua, Gunung Tujuh, Kerinci, Jambi, Sabtu (1/7). Data Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan, Indonesia merupakan penghasil kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.
Foto: Antara
Petani memanen biji kopi robusta di Bengkolan Dua, Gunung Tujuh, Kerinci, Jambi, Sabtu (1/7). Data Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan, Indonesia merupakan penghasil kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman memberikan arahan kepada generasi muda di lingkup Kementerian Pertanian (Kementan). Hal itu dilakukan demi menjadikan Indonesia sebagai lambung pangan dunia 2045.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Andi menyasar generasi mudah sebagai pelaku terpenting. “Sekarang sudah ada 100 atau 200 ribu pemuda tani yang turun dan akan mengajak mereka gunakan teknologi agar tertarik,” kata Amran di Kementerian Pertanian, Senin (17/7).

Amran yakin hal itu bisa berhasil membuat generasi muda tertarik untuk berkiprah di bidang pertanian. Selama, kata dia, generasi mudah diberikan ruang dan menurutnya pasti akan ada yang berkontribusi termasuk sekitar 200 ribu pemuda tani tersebut.

Dia menyebut akan melakukan pelatihan terhadap generasi muda di lingkup Kementerian Pertanian yang berusia 40 tahun ke bawah. “Kami ingin memberikan motivasi agar kinerjanya bisa meningkat daripada sebelumnya,” ujarnya.

Amran mengatakan sumber daya manusia (SDM) sangat strategis dan penting jika bisa dilatih, khususnya di bidang pertanian. Dia optimistis Indonesia bisa menjadi lambung pangan dunia yang juga merupakan mimpi besar saat ini.

Tak hanya soal teknologi, Kementan saat ini juga sudah mengumpulkan para pakar, profesor, doktor, dan praktisi lainnya. “Semua kita kumpulkan bukunya sudah jadi untuk membuat Indonesia menjadi lambung pangan sampai 2045. Tinggal nanti kita serahkan dari generasi ke generasi sampai 30 tahun ke depan dan menjadi panduan,” ujarnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement