Ahad 16 Jul 2017 20:09 WIB

Ini Pesan CEO Semen Indonesia (1)

Direktur Utama Semen Indonesia Rizkan Chandra. (Republika/ Darmawan)
Foto: Republika/ Darmawan
Direktur Utama Semen Indonesia Rizkan Chandra. (Republika/ Darmawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesan sang Direktur Utama Semen Indonesia itu masih terpampang di situs resmi Semen Indonesia tepatnya di kanal profil perusahaaan. Memang, sang dirut telah tutup usia pada Sabtu (15/7), namun pesan pria kelahiran Jakarta 48 silam itu seakan takkan terhapus kerena menjadi arah bagi pengembangan perusahaan plat merah ini.

Berikut pesannya kami lampirkan dengan seutuhnya:

Perseroan bergerak cepat untuk mengatasi beberapa persoalan mendasar, meningkatkan konsolidasi internal dan sinergi serta mengoptimalkan keunggulan strategis yang dimiliki untuk mengatasi kondisi usaha tahun 2015 yang berkembang semakin dinamis dan penuh tantangan, sehingga mencatatkan kinerja yang dapat memperkuat lansasan pertumbuhan perseroan di masa mendatang. Oleh karenanya, kami optimistis bahwa berbagai upaya yang telah dijalankan tersebut akan meningkatkan kemampuan perseroan dalam menyambut peluang pertumbuhan yang menjanjikan serta memberikan kinerja terbaik yang berkesinambungnan di masa yang akan datang.

Pada tahun 2015, seluruh pelakku industru semen memasuki era persaingan yang semakin ketat dengan ditandai telah beroperasinya fasilitas produksi para pemain baru yang menyebabkan meningkatnya kapasitas terpasang nasional. Perseroan juga mengamati adanya pergeseran pola konsumsi seiring dengan peningkatan pengembangan infrastryuktur nasional. Pertumbuhan penjualan semen curah meningkat 9 persen dari tahun lalu, sementara penjualan semen kemasan turun 1 persen. Saat ini komposisi smen curah terhadap total konsumsi semen menjadi 24 persen atau naik 2 persen dibanding tahun lalu. Peningkatan konsumsi semen curah ini telah diantisipasi oleh perseroan melalui inisiatif strategis dengan membangun fasilitas distribusi yang tersebar di titik-titik pengembangan infrastruktur nasional. Saat ini perseroan telah memiliki fasilitas distribusi yang berupa packing plant dan pelabuhan tersebar di 26 lokasi mulai Lhoksumawe sampai Sorong. Walaupun terjadi perlambatan laju konsumsi semen domestik di tengah intensitas persaingan yang semakin meningkat. Perseroan mampu mencatatkan penjualan di pasar domestik tahun 2015 sebesar 26 juta ton. Dengan demikian, perseroan mampu bertahan sebagai market leader dengan pangsa pasar sebesar 43 perseb di pasar domestik dengan total pendapatan perseroan di tahun 2015 sebesar Rp 26.948 miliar.

Beragam upaya dalam rangka penerapan inisiatif cost management berhasil mengendalikan kenaikan biaya produksi per ton, sehingga  walaupun terjadi kenaikan tarif listrik rerata sebesar 15 persen, nenam pokok pada tahun 2-15 hanya meningkat 5,8 %.

Tabel Kinerja Perusahaan (sumber: Semen Indonesia)

Mengoptimalkan Keunggualan, Mempertahankan Kinerja

Kondisi makro dan situasi persaingan yang meningkat tersebut membuat perseroan bergerak cepat, dengan berupaya mengatasi beberapa persoalan mendasar, meningkatkan konsolidasi interbal dan sinergi serta mengoptimalkan keunggulan strategis yang dimiliki perseroan. Perseroan yang mengedepankan strategi cost leadership dengan mengedepankan fokkuscost management melalui upaya-upaya pengendalian biaya produksi maupun distribusi yang cenderung meningkat melalaui penerapan beragam hasil pengembangan inovasi. Salah satu inisiatif strategis perseroan, move closer to customer yaitu lebih dekat dengan pelanggan adalah penerapan supply chain management (SCM).

Dalam penerapan SCM, perseroan mengintegrasikan serangkaian aktivitas bisnis di sepanjang rantai pasok untuk menciptakan nilai tambah bagi pelanggan baik berupa produk maupun layanan dengan menggunakan sumber daya yang ada dalam rantai pasok tersebut. Implementasi SCM dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya operasional guna meningkatkan daya saing perseroan. Perseroan berupaya meningkatkan efisiensi operasional dengan menurunkan intensitas pemakaian energi, menununkan biaya energi, menekan biaya pemeliharaan, optimalisasi pemakaian kemasan serta meningkatkan efisiensi biaya distribusi untuk menekan beban operasional per ton untuk mengarasi penurunan permintaan dan meningkatkan daya saing. Perseroan juga menerapkan program konservasi energi untuk lebih mengendalikan biaya energi yang merupakan komponen utama dalam proses produksi semen. Penurunan biaya energi dilakuaknd dengan memaksimalkan unjuk kerja unit waste heat Recovery Power Generator (WHRPG) di Padang, memaksimalkan operasional prower plant di Tonasa dan mengintensifkan penggunaan sumber energi biomassa serta batubara kalori rendah dalam memproduksi terak. Perseroan menerapkan startegi Improving Competitive Advantage untuk meningkatkan loyalitas pelanggan dalam rangka mengantisipasi persaingan industri semen yang meningkat. Sasarannya dalah mempertahankan dominasi pasar untuk menjamin pertumbuhan berkelanjutan dalam jangka panjang. Sebagai bagian dari penerapan strategi ini, perseroan berupaya memaksimalkan keunggulan dari lokasi unit yang tersebar di tiga wilayah startegis Indonesia dan kepemilikan tiga brand produk yang telah  mengakar di pasar. Keunggulan di pasar tersebut juga didukung dengan penambahan fasilitas berupa Grinding Plant dan Packing Plant di tahun 2015 meliputi Dumai, Lampung, Balikpapan, dan Pontianak untuk memenuhi  kebutuahn dari proyek-proyek infrastryktur. Pangsa pasar tersegut masih jauh di atas capacity share perseroan di tahun 2015 sebesar 38% dari total kapasitas nasional. Hal ini menunjukkan bahwa perseroan mampu mempartahanakan daya saing di pasar domestik.

Selanjutnya, konsistensi penerapan fokus strategi Revenue Management dengan upaya mendapatkan optimize revenue dilakukan dengan memusatkan penjualan pada daerah-daerah pasar utama, pengembangan pasar potensial serta sinergi grup. Namun demikian, perseroan tetap memperhatikan potensi pasar dan mengisi pasar-pasar di daerah lain untuk mempertahankan kehadiiran brand perseroan. Perseroan juga berupanya mengoptimalkan pendapatan dan pengelolaan lahan - lahan bekas penambangan bahan baku semen yang telah dikembangkan menjadi kawasan industri, selain mengoptimalkan kompetensi dalam memproduksi kantong semen. Optimalilsasi keunggulan lain di bidang non semen tersebut memberi konstribusi pendapatan yang meningkat, dari sebesar Rp 651,7 miliaqr di tahun 2014 menjadi sebesar Rp 793 miliar di tahun 2015, tumbuh 21 %.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement