REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Perekonomian Darmin Nasution mengakui, perkembangan ekonomi, pengurangan kemiskinan, dan pengurangan ketimpangan ekonomi dalam sepuluh tahun terakhir ini membaik. Meski demikian, pemerintah akan terus menambah kebijakan-kebijakan yang sudah ada agar lebih baik lagi.
''Kalau bicara di dunia internasional, pertumbuhan ekonomi kita bagus,'' kata Darmin, dalam Simposium Nasional yang digelar MPR RI, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (12/7).
Menurut dia, pemerintahan saat ini mulai melakukan pembangunan atau memperbaiki kesejahteraan rakyat dengan menghapus subsidi dan mengalihkan subsidi itu untuk pembangunan infrastruktur, sosial, dan pendidikan.
Untuk meningkatkan kesejahteraan tersebut, maka diperlukan adanya pemihakan. Pemihakan yang dilakukan adalah pertama, pemerintah akan melakukan reforma agraria. Reforma agraria yang akan dilakukan adalah redistribusi, akses, dan sertifikasi lahan.
Langkah ini perlu dilakukan, sebab 56 persen petani hanya menguasai 0,5 hektar. Ia mengakui tak mudah melakukan reforma agraria, sebab ini sudah terlambat 70 tahun. ''Meski demikian harus kita selesaikan,'' paparnya.
Kedua, Darmin menambahkan, pemerintah akan meningkatkan sumber daya manusia. Ia menjelaskan, pendidikan sudah dikembangkan dengan anggaran sampai 20 persen, meski sistem pendidikan yang ada belum sinkron dengan dunia usaha.
Namun masalahnya, Indonesia masih kekurangan guru untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. Ketiga, Darmin menyatakan pemerintah akan mengembangkan kesempatan berusaha dan bekerja, terutama pada sektor retail.
Aturan yang akan dipersiapkan adalah mengenai berapa persen kepemilikan mini market dari pemilik aslinya. ''Supaya kesempatan orang berusaha terbuka,'' jelas Darmin.