Rabu 12 Jul 2017 08:13 WIB

Penyerapan Gabah Petani oleh Bulog Banyumas Melonjak

Red: Nur Aini
Petani saat memanen padi (ilustrasi).
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Petani saat memanen padi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANYUMAS -- Penyerapan gabah petani oleh Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, kembali meningkat setelah sempat lesu.

"Dalam beberapa waktu terakhir volume gabah yang masuk ke gudang-gudang Bulog Banyumas kembali meningkat karena beberapa wilayah telah memasuki masa panen," kata Kepala Bulog Banyumas Setio Wastono di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (12/7).

Ia mengakui jika penyerapan gabah oleh Bulog Banyumas sempat lesu saat petani belum memasuki masa panen. Selain itu, kata dia, banyak petani yang memilih menyimpan sebagian gabah mereka untuk keperluan Lebaran.

Dengan demikian, kata dia, volume gabah yang masuk ke gudang Bulog Banyumas saat itu rata-rata di bawah 100 ton per hari. "Namun dalam beberapa waktu terakhir meningkat hingga kisaran 200-300 ton per hari," katanya.

Kendati demikian, dia mengaku harga gabah kering panen (GKP) di sejumlah wilayah yang telah memasuki masa panen masih tinggi karena mencapai Rp 3.800 per kilogram atau di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang sebesar Rp 3.700 per kg. Selain karena baru memasuki masa panen, dia menduga masih tingginya harga GKP itu juga disebabkan serangan hama wereng yang berdampak pada penurunan produksi padi.

"Kami optimistis prognosa penyerapan gabah sebanyak 85.000 ton pada tahun 2017 dapat tercapai karena masa panen sekarang 'lumintu' atau berkelanjutan," katanya.

Ia mengatakan hingga saat ini, realisasi penyerapan gabah yang dilaksanakan Bulog Banyumas telah mencapai 25 ribu ton setara beras atau sekitar 50 ribu ton gabah. Sementara, stok beras di gudang-gudang Bulog Banyumas, kata dia, diperkirakan masih mencukupi kebutuhan hingga bulan September 2017.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement