Senin 10 Jul 2017 12:55 WIB

Maskapai Penerbangan Air India akan Dijual

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Pesawat Air India
Foto: AP
Pesawat Air India

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemerintah India mempertimbangkan untuk menjual maskapai penerbangan nasional Air India karena dibebani hutang yang besar. Jajaran Kabinet Perdana Menteri Narendra Modi telah memberikan lampu hijau untuk penjualan maskapai penerbangan tersebut sejak bulan lalu.

Dilansir Reuters, Senin (10/7), Air India didirikan pada 1930an dan dikenal sebagai maskot Maharajah dan merupakan maskapai terbesar di India. Maskapai penerbangan ini dibebani hutang sebesar 8,5 miliar dolar AS, dan struktur biaya yang membengkak. Pemerintah India telah menyuntikkan dana sebesar 3,6 miliar dolar AS sejak 2012 namun tidak bisa menyelamatkan maskapai penerbangan ini.

Pangsa pasar Air India merosot sampai 13 persen karena kemunculan maskapai penerbangan baru yang lebih kompetitif. Air India memiliki 40 ribu karyawan yang tergabung dalam serikat pekerja tersendiri. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.500 pekerja menentang gagasan pemerintah untuk menjual maskapai penerbangan ini.

Air India memiliki enam anak perusahaan, tiga diantaranya mengalami kerugian dengan aset senilai 4,6 miliar dolar AS. Air India juga memiliki kekayaan real estate senilai 1,24 miliar dolar AS termasuk dua hotel, dimana kepemilikannya dibagi dengan sejumlah entitas pemerintah. Sampai berita ini diturunkan, pihak Air India masih enggan untuk memberikan komentar.

Komite dari lima menteri federal senior yang dipimpin oleh Menteri Keuangan India Arun Jaitley akan melakukan pertemuan pada bulan ini untuk membicarakan rencana penjualan tersebut. Para analis memprediksi, penjualan Air India tetap akan dilakukan kepada pembeli potensial dari dalam negerinya yakni Tata Sons dan IndiGo.

Dalam beberapa pekan terakhir, Kementerian Penerbangan Sipil India dan sejumlah pejabat pemerintah bertemu dengan Ratan Tata yang merupakan pemilik Tata Sons. Menurut sejumlah analis, Tata akan menjadi pembeli yang menarik bagi pemerintah. Sebab, perusahaan ini mendirikan dan mengoperasikan Air India sebelum dinasionalisasikan pada 1953. Tata juga telah memiliki dua perusahaan petungan penerbangan lainnya di India.

Sementara IndiGo menyatakan tertarik dengan operasi internasional dan Air India Express yakni sebuah maskapai dengan biaya rendah. Analis penerbangan di ICICI Securities Anshuman Deb mengatakan, penjualan Air India akan memberikan nilai yang positif bagi pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement