Ahad 09 Jul 2017 18:46 WIB

BRI Ingin Perbanyak Kantor Cabang di Luar Negeri

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama BRI Suprajarto.
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Direktur Utama BRI Suprajarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong bank di Indonesia untuk memperluas bisnisnya ke luar negeri terutama ke berbagai negara Asia Tenggara (ASEAN). Bank Rakyat Indonesia (BRI) pun menyatakan minatnya untuk membuka kantor cabang di luar negeri.

Beberapa Negara ASEAN yang tengah dibidik di antaranya Thailand dan Vietnam. Perseroan juga berencana mengubah unit kerja BRI di Hong Kong agar naik kelas menjadi full branch. Meski begitu, Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, masih perlu melakukan kajian mendalam untuk melakukan pembukaan kantor perwakilan di luar negeri.

"Apalagi, untuk membuka bisnis di luar negeri membutuhkan investasi yang tidak sedikit," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad, (9/7).

Terkait rencana jangka panjang hingga, BRI menargetkan pula dapat meraih posisi sebagai The Most Valuable Bank in South East Asia pada tahun 2022. Menurut Suprajarto visi itu bisa dicapai, dengan memperkuat core business BRI, salah satunya melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Sebagai bank yang fokus pada pemberdayaan UMKM di Indonesia, BRI menargetkan, sebanyak 80 persen portofolio penyaluran kredit BRI di 2022 disalurkan kepada UMKM. Lalu 40 persen dari total penyaluaran kredit BRI tersebut, akan disalurkan ke segmen mikro.

Sebelumnya, OJK telah menegaskan, memberikan kesempatan bagi bank di Indonesia yang ingin memperluas bisnis ke kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Hal itu menanggapi Bank Mandiri yang telah mendapat lisensi Qualified ASEAN Bank (QAB) dan resmi membuka kantor cabang penuh di Malaysia.

"Semua bank-bank buku empat berpotensi dan punya kesempatan besar untuk berekspansi ke ASEAN," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad kepada Republika.co.id.

Ia menambahkan, selain Bank Mandiri tahun ini belum ada bank yang secara khusus dipersiapkan untuk membuka kantor cabang di ASEAN. Hal itu karena, kata Muliaman, bank harus mengajukan diri dahulu ke OJK bila ingin memperluas bisnisnya ke luar negeri termasuk ASEAN.

"Semuanya dilakukan bertahap tergantung minat masing-masing bank," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement