Rabu 05 Jul 2017 21:16 WIB

Menperin Dorong Pengusaha Korsel Investasi di Luar Jawa

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Investasi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong investor Korea Selatan untuk melakukan perluasan usahanya ke kawasan industri di luar Jawa. Dorongan itu ia sampaikan saat menjadi pembicara pada The 8th Asian Leadership Conference dengan tema "Invest in Indonesia: Nation of Abundant Natural and Human Resources" di Seoul, Korea Selatan, Selasa (4/7).

Di hadapan para pengusaha, ia memaparkan bahwa pemerintah telah menyiapkan beberapa wilayah untuk menjadi pusat industri baru. Misalnya, kawasan industri Kuala Tanjung dan Sei Mangkei yang bisa menarik investasi untuk wilayah Sumatera. Kemudian, kawasan industri Morowali di Sulawesi Tengah dan Bitung di Sulawesi Utara.

Kawasan industri Sei Mangkei telah berdiri di atas lahan seluas 2.002 hektare (Ha) dengan investasi Rp 9,5 triliun. Kawasan tersebut difokuskan untuk pengembangan di bidang industri pengolahan crude palm oil atau CPO. Adapun, kawasan industri Morowali yang berdiri di atas lahan seluas 1.200 Ha dengan investasi sekitar Rp 49,7 triliun difokuskan untuk pengembangan bidang industri ferronikel.

“Kami fokus mendorong percepatan pembangunan kawasan industri luar Jawa, sebagai salah satu upaya pemerataan ekonomi nasional,” papar Menperin.

Airlangga menilai, prospek pengembangan kawasan industri di Indonesia ke depan masih menjanjikan seiring permintaan lahan kawasan industri yang semakin meningkat. Dalam tiga tahun ke depan, sambung dia, Kemenperin juga mendorong percepatan pembangunan kawasan industri di Tanjung Buton, Tanah Kuning, Gresik, Kendal, dan Serang.

Berdasarkan catatan BKPM, Korea Selatan adalah investor nomor tiga terbesar di Indonesia. Di sektor industri manufaktur, perusahaan-perusahaan Korea Selatan berkontribusi hingga 71 persen dari total investasi selama lima tahun terakhir sebesar 7,5 miliar dolar AS. Pabrik-pabrik milik Korsel juga tercatat telah menyerap tenaga kerja sebanyak 900 ribu orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement