REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/7), ditutup turun sebesar 40,31 poin seiring dengan penilaian sebagian investor harga saham di dalam negeri yang sudah cukup overvalue.
IHSG BEI ditutup turun 40,31 poin atau 0,68 persen menjadi 5.825,05 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak melemah 7,91 poin (0,80 persen) menjadi 979,46 poin.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan bahwa IHSG yang sempat menguat cukup tinggi hingga mencatatkan level tertinggi sepanjang sejarah memicu sebagian pelaku pasar saham melakukan aksi ambil untung.
"Pada awal pekan lalu IHSG bergerak cukup optimis, situasi itu membuat beberapa saham overvalue. Investor asing pun kembali melakukan lepas saham," katanya di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan data BEI, investor asing membukukan jual bersih atau foreign net sell sebesar Rp 436,88 triliun pada hari ini (Selasa, 4/7). Pada hari sebelumnya (Senin, 3/7), investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp1,16 triliun.
Ia menambahkan bahwa pembahasan paket kebijakan ke-15 mengenai peraturan larangan dan pembatasan atas impor atau ekspor, penyederhanaan tata niaga ekspor impor, dan INSW (Indonesia National Single Window) pada hari ini belum mampu menjadi sentimen positif yang menahan aksi jual investor.
Analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya menambahkan bahwa IHSG sedang dalam fase konsolidasi pasca menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah di level 5.910 poin pada awal pekan ini (Senin, 3/7). Ia optimistis, IHSG akan kembali bergerak menguat menyusul kuatnya fundamental perekonomian nasional, itu terlihat dari rilis data perekonomian yang telah dirilis di ataranya data inflasi dan cadangan devisa Indonesia.
Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada Juni 2017 mencapai 0,69 persen. Dengan demikian laju inflasi tahun kalender Januari-Juni 2017 telah mencapai 2,38 persen dan inflasi dari tahun ke tahun (yoy) tercatat sebesar 4,37 persen.
Sementara itu Bank Indonesia mencatat cadangan devisa per akhir Mei mencapai 124,95 miliar dolar AS. Selain itu, kata dia, sentimen kinerja perusahaan tercatat atau emiten di BEI pada semester II tahun ini yang diproyeksikan mencatatkan pertubumbuhan juga turut menjadi faktor bagi IHSG untuk kembali menguat.
Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan pada hari ini sebanyak 262.586 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,165 miliar lembar saham senilai Rp6,705 triliun. Sebanyak 135 saham naik, 184 saham menurun, dan 114 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Di bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei naik 49,28 poin (0,25 persen) ke 20.081,63, indeks Hang Seng menguat 132,96 poin (0,52 persen) ke 25.521,97, dan Straits Times menguat 30,78 poin (0,96 persen) ke posisi 3.241,95